Arunika terbit pagi ini, Jumat, 17 Agustus 1945
Menyambut asa yang bergema di jumantara
kala detik- detik pengibaran sang saka
wujud pengakuan kemerdekaan bangsa
menuju kehidupan rakyat sejahtera
Kami kibarkan merah putih penuh cinta
di sana terlukis jejak sejarah mengharu biru
tapak- tapak kaki penuh darah dan nanah
luka yang menembus jiwa dan raga tak berasa
meraih harapan sempurna empaskan belenggu
Bendera merah putih bukan sekadar kain dua warna
catatan sejarah panjang tergambar penuh lara
Kabarkankanlah duhai sang semesta
tentang merah putih yang berkibar di angkasa raya
berbalut kesucian bersemayam di hati penduduk negeri
Kami setia berkorban demi pertiwi
bukan buat dikenang atau dikenal
semata membela cita-cita mulia
menjadi negara merdeka dan mendunia
dalam persatuan dan kesatuan bangsa
Kami titipkan pusaka ini kepadamu
Penyambung cita- cita besar bangsa
menjadi negara nan jaya dan merdeka
Jangan biarkan pertiwi bersimbah darah
Jangan biarkan hancur lebur demi penguasa
Kami titipkan pusaka ini kepadamu
Sang saka merah putih simbol penuh makna
melambangkan keberanian meraih kebenaran
kesucian menata hati meraih kemerdekaan
Jangan ... jangan kau robek sejarah bangsa
Kibarkan sang saka seantero dunia
gemakan Indonesia Raya menembus mega- mega
pancangkan semangat meraih cita- cita
menjadikan Indonesia dikenal dunia
serta penduduk yang hidup aman sejahtera
Cibadak, 13 Agustus 2023
Catatan sejarah:
Pengibar bendera pertama kali saat teks proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta ada tiga orang yaitu: SK. Trimurti, Latief Hendraningrat, Suhud Sastrokusumo. Puisi ini dipersembahkan untuk ketiga pahlawan bangsa pengibar bendera pusaka yang dijahit oleh Ibu Fatmawati.