Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Belajar Sepanjang Hayat

Cerpen Pamali

Diperbarui: 20 Juli 2023   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi by Canva

Suara sirene ambulans memasuki RS. Medika. Beberapa perawat berlarian seraya membawa brankar. Mereka mengangkat tubuh Sekar yang dipenuhi selang. Di hidungnya terdapat selang oksigen yang membantu pernafasannya. Di tangan kanannya terdapat selang infus.

Aku dan Zidan turun dari dalam ambulans. Wajah Zidan tampak sembab karena menangis sementara aku mendekap tubuh gadis itu agar tenang.

"Vira, bagaimana keadaan Sekar?" ujar si gadis sambil terus terisak-isak.

"Sabar ya Zidan. Kita doakan Sekar selamat dan dapat tertolong," hibur aku sambil membelai rambut Zidan.

Tak lama kemudian Hamdan, Bayu dan Dika datang dan mendekati mereka. Terlihat jelas wajah mereka yang menggambarkan kecemasan yang tak terhingga.

"Bagaimana keadaan Sekar, Vir?" tanya Bayu. Dia segera mengiringi brankar yang mulai bergerak menuju IGD.

"Semoga Sekar segera tertolong. Kita berdoa saja ya," jawab aku tegar. Mereka berjalan mengikuti brankar yang mulai memasuki lorong rumah sakit menuju ruang IGD.

Beberapa perawat menanyakan anggota keluarga pasien. Mereka ingin menanyakan  tentang apa yang terjadi pada gadis yang tengah pingsan itu. Namun, keluarga Sekar berada di Cirebon. Kami berada di kota ini karena sedang touring motor untuk mengisi liburan kami.

Tak lama kemudian seorang laki-laki muda berjas putih memeriksa keadaan Sekar yang masih pingsan itu. Pasti dokter yang sedang bertugas di IGD. Biasanya mereka bukan dokter spesialis namun dokter umum. Aku mencuri dengar dari balik ruang IGD.

"Apa yang terjadi dengan pasien ini?" tanya dokter kepada perawatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline