Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Kesuksesan Tidak Hanya Berdasarkan Nilai Akademik (Rapor)

Diperbarui: 19 Desember 2022   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nilai rapor siswa. Sumber: Tribun Jabar

Nilai rapor bukan ukuran kesuksesan seorang anak. Mari bersikap bijak kepada anak-anak kita karena setiap anak memiliki ciri khas dengan potensi, keunikan dan kelebihannya masing-masing_Bunda Hilwa.

Sebentar lagi anak-anak di jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK akan menerima rapot semester ganjil setelah selama satu minggu mengikuti penilaian akhir semester (PAS). Selama satu tahun setiap siswa akan menerima rapor sebanyak dua kali yaitu saat semester pertama dan saat kenaikan kelas.

Seberapa pentingnya rapor dan apa manfaat rapor itu sendiri bagi siswa, marilah kita simak paparan berikutnya.

Menurut KBBI rapor adalah buku yang berisi nilai kepandaian dan prestasi belajar peserta didik di sekolah, yang berfungsi sebagai laporan guru kepada orangtua atau wali dari peserta didik yang bersangkutan.

Rapor adalah dokumen penting yang harus dimiliki siswa dan digunakan sebagai penghubung antarsekolah dan orang tua. Rapor berisi prestasi akademik yang dimiliki anak selama satu semester mencakup kompetensi akademik dan sikap. Rapor dipakai juga sebagai penghubung antarsekolah dan pihak lain dalam pencapaian proses dan hasil belajar siswa.

Fungsi rapor itu sendiri adalah sebagai data autentik pencapaian hasil belajar siswa, laporan pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan pemerintah, bukti kelengkapan administrasi siswa dan gambaran kompetensi akademik siswa.

Rapor ini harus berisi informasi lengkap dan menyeluruh tentang pencapaian yang dimiliki oleh siswa. Rapor berisi data-data penting yang memberikan gambaran hasil belajar siswa selama satu semester dengan lengkap dan benar.

Namun, yang menjadi salah kaprah bagi para orang tua adalah menjadikan data utama sebagai pencapaian akademik siswa. Mereka menekankan kepada anak untuk meraih nilai yang tinggi di setiap mata pelajaran dan mengesampingkan proses yang dilakukan siswa dalam mencapai nilai tersebut. Nilai rapor tinggi menjadi harga mati buat anak-anak mereka.

Mereka menyuruh anak belajar, mengikutkan anak les atau bimbingan belajar. Mereka lupa selain perkembangan kongnitif ada hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu perkembangan psikomotor dan afektif siswa.

Yang lebih parahnya lagi banyak orang tua yang menempatkan perkembangan kognitif siswa yang dilihat dari nilai akademik di rapor merupakan tolok ukur kesuksesan seorang anak. Padahal tidak menjadi jaminan anak yang berprestasi di bidang akademik akan meraih kesuksesan. Tidak sedikit seorang anak yang memiliki kemampuan akademik biasa-biasa saja justru menjadi orang yang sukses.

Diambil dari laman https://d3kepolisian-unla.ac.id/ dilakukan penelitian di Amerika oleh Thomas J. Stanley, seorang dosen di beberapa Perguruan Tinggi ternama di Amerika. Dia meneliti 733 orang jutawan di Amerika. Hasilnya menyatakan ada 30 faktor yang menentukan suksesnya seseorang. Dari ketiga puluh faktor tersebut hanya tiga faktor yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan seseorang dan itu menduduki faktor terbawah. Faktor yang menduduki peringkat satu sampai tiga adalah sikap jujur, disiplin dan pandai bergaul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline