Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Belajar Sepanjang Hayat

Sepenggal Kisah Wanondya 3: Perempuan di Ujung Malam

Diperbarui: 14 November 2022   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://www.pexels.com/

Hujan yang turun membuat suasana jalanan sangat sepi. Hanya sedikit orang yang tampak berlalu lalang di jalan raya. Cuaca yang tidak mendukung dan udara dingin seperti ini membuat orang memilih diam di rumah, menikmati tayangan televisi atau sekedar bermain gawai sambil merebahkan diri.

Aku menjalankan kendaraanku pelan- pelan sambil mencari- cari penjual gorengan atau penjual baso. Udara dingin seperti ini memang enaknya makan sesuatu yang hangat untuk menghilangkan rasa dingin di tubuh.

Aku melihat ada warung bakso di ujung jalan Simatupang. Di spanduk tertulis "Bakso Janda Mas Pardi." Wah dari judulnya saja sudah membuat orang tertarik. Pikiran pasti akan membayangkan yang lain, padahal Janda itu singkatan dari Jawa Sunda. Akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan mobilku di depan warung. Seorang juru parkir membunyikan peluit untuk membantuku parkir.

Saat memasuki warung, aku melihat ada tiga orang pengunjung laki-laki dan seorang perempuan yang sedang menikmati bakso. Warung memang terlihat tidak ramai mungkin pengaruh hujan yang terus menerus turun sejak pagi tadi serta waktu memang sudah menunjukkan angka 11.

"Selamat malam, silakan masuk, Mas. Mau pesan apa?" sapa seorang laki-laki saat aku baru saja duduk. Aku mengambil tempat duduk di pojok warung agar terlindungi dari udara dingin.

"Bakso urat dan teh manis panas, Mang," jawabku seraya mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan warung.

Warung ini sangat bersih. Pantas warung ini selalu dipenuhi pembeli. Selain penjualnya ramah, kebersihan di warung ini sangat dijaga.

"Ini Mas pesanannya," ujar penjual baso sambil menata pesanan di meja. Semangkuk baso panas dan teh manis panas sudah terhidang dan tentunya sangat menggugah seleraku. Aku mulai menikmati baso tersebut setelah berdoa tentunya.

Tiba-tiba masuk seorang perempuan dengan menggunakan gaun sepanjang lutut dan berjas dari bahan denim. Selain itu perempuan itu menggunakan sepatu high heel. Dia duduk tak jauh dari tempatku duduk saat ini.

"Aku nyuwun teh anget yo, Mas Pardi," pinta perempuan itu sambil mengambil sebatang rokok dari dalam tasnya dan menyulutnya dengan korek gas. Kemudian dia menghisap rokok tersebut pelan-pelan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline