"Cara mendidik anak yang terbaik adalah dengan memberikan keteladanan karena sejatinya orang tua adalah role model yang akan ditiru oleh anak-anaknya."
Aku memandang Aldo. Dia menundukkan kepalanya seolah malu pada apa yang telah dilakukannya. Hari ini dia dipanggil guru BK karena ketahuan sedang merokok di toilet siswa.
Sebagai wali kelas aku bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didikku di sekolah. Aku memang harus menyediakan waktu khusus untuk mereka yang bermasalah di sekolah.
"Sudah berapa kali kamu melanggar peraturan ini? Apakah kamu tahu dilarang merokok di wilayah sekolah atau pada saat menggunakan seragam di luar sekolah?" Pak Adrian menanyainya sambil menatap tajam.
Tak satu pun Aldo menjawab pertanyaan itu. Wajahnya semakin menunduk dalam. Aku melihat wajah Pak Adrian sudah menunjukkan kekesalan. Aldo tak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Pak Adrian.
"Silakan, Bu Kania. Saya menyerahkan anak ini kepada Ibu," ujar Pak Adrian sambil bangkit dan keluar dari ruang BK. Aku tahu Pak Adrian tidak mau terpancing emosi gegara ulah Aldo.
Aku mengambil posisi duduk di hadapan Aldo. Aku menghela napas sejenak dan mengatur emosi yang menyesak di dada. Pasalnya anak ini sering membuat ulah di sekolah. Rasanya sudah kewalahan menghadapi, tetapi aku tidak boleh menyerah. Pantang bagiku menyerah dengan keadaan ini.
"Aldo! Tatap mata Ibu!" ujarku dengan suara tegas dan lantang.
Akhirnya Aldo menengadahkan muka dan melihat ke arah wajahku yang sedang menatapnya tajam.