Kemendikbud Ristek meluncurkan Kurikulum Merdeka episode 15. Peluncuran kurikulum ini dilakukan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim pada Jumat (11/2/2022). Kurikulum Merdeka ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan peserta didik untuk memilih cara, tujuan dan model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan minat peserta didik.
Ada beberapa hal penting yang harus kita pahami tentang konsep belajar dalam Kurikulum Merdeka ini, yaitu:
- Belajar bukan untuk mengikuti ujian melainkan untuk mencapai tujuan yang bermakna.
- Proses belajar bukan dikendalikan oleh guru, tetapi harus ada kesepakatan antara guru dan siswa.
- Hendaknya proses belajar tidak diseragamkan, melainkan dibedakan berdasarkan minat dan kemampuan siswa.
- Peserta didik tidak hanya menghafal rumus-rumus, dan teori, melainkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
- Belajar tidak dilihat dari nilai- nilai yang dituangkan dalam angka, tetapi harus dilihat juga dari karya, kreatifitas peserta didik.
Kurikulum Merdeka ini mengarahkan kemampuan merefleksikan dan menyesuaikan pemikiran, dan perbuatan terhadap perubahan sekitar dalam upaya mencapai tujuan, Kurikulum ini mengajarkan kepada para peserta didik untuk mandiri.
Dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan dalam pendidikan berarti: (a) tidak hidup terperintah; (b) berdiri tegak karena kekuatan sendiri; (c) cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Tidak hidup terperintah berarti seseorang bisa menentukan sendiri arah tujuannya, memerintah diri sendiri.
Ki Hajar Dewantara memaparkan tentang tujuan pendidikan dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri Pendidikan. Ki Hajar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar Nah, kurikulum merdeka belajar ini dilatarbelakangi oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Kurikulum Merdeka ini dicetuskan dengan harapan akan memulihkan pembelajaran yang sempat terkendala pandemi Covid-19 ini. Pemulihan ini dengan cara menyederhanakan beberapa
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Bagi Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif itu sendiri bermakna pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah sistem pendidikan agar dapat mengakomodasi peserta didik yang sangat beragam. Tujuannya, agar guru maupun peserta didik merasa nyaman dengan adanya perbedaan dan memandangnya sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, dan bukan menganggapnya sebagai masalah
UNICEF (2017) memberikan pengertian bahwa sekolah inklusif An education system that includes all students, and welcomes and supports them to learn, whoever they are and whatever their abilities or requirements. This means making sure that teacing and the curriculum, school buildings, classrooms, play areas, transport and toilets are appropriate for all children at all levels. Inclusive education means all childrens learn together in the same schools. (Penyelenggaraan pendidikan inklusif sebagai sebuah sistem pendidikan yang mencakup semua kalangan peserta didik yang menyambut dan mendukung mereka untuk belajar, siapapun mereka dan apapun kemampuan mereka. Mereka dapat belajar bersama di sekolah yang sama. Hal ini entunya harus didukung oleh kurikulum, sarana prasarana yang memadai).
Anak-anak yang berkebutuhan khusus memiliki berbagai macam hambatan yang dimiliki. Ada tiga hambatan yang mereka alami, yakni hambatan komunikasi, sosial, perilaku. Hal tersebut yang menjadi indikator untuk anak berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus.
Konsep Merdeka Belajar adalah konsep belajar yang bisa melayani anak dengan hambatan-hambatan itu sehingga dia bisa tumbuh secara optimal. Sehingga boleh dikatakan Kurikulum Merdeka itu sejalan dengan semangat pendidikan inklusif.
Pendidikan inklusif merupakan pendekatan untuk mengubah sistem pendidikan agar dapat mengakomodasi peserta didik yang sangat beragam. Tujuannya, agar guru maupun peserta didik merasa nyaman dengan adanya perbedaan dan memandangnya sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, dan bukan menganggapnya sebagai masalah.