Bianglala menggaris di lazuardi
Andakara membias di ujung Telaga Asmaraloka
menyisakan guratan- guratan rindu di cakrawala
Begitu usang kutanggung lara di hati, sendiri
Kita pernah hadir di sini pada senja berhias jingga
merenda kata tentang asa dan cita-cita
tentang janji suci yang melenakan rasa
tentang rindu yang menggoda jiwa
Jumantara yang berhiaskan lembayung
menjadi saksi bisu dua hati yang mematri janji
Semesta menyapa, menyatu dalam bahagia
menggoreskan rasa yang sulit dicerna
Rinduku membias pekat, lekat pada harap
Hanyut dalam arus yang tak pernah menepi
Bahtera yang mengarung tiada lagi berarah
Karam oleh luka yang berdarahm bernanah
Kini di ujung ufuk asaku terpuruk
Gundah mencumbu lara, terhempas
Asaku tergantung di angkasa
Hampa menggulung rasa di tepian Telaga Asmaraloka
Cibadak, 19 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H