Termangu di sudut gerbang parkiran
Tubuhnya kerap menggigil
Senyumnya hadir di sela bibir kebiruan
bulir-bulir air mengaliri sekujur tubuhnya
Digenggamnya payung jingga
Tatapnya penuh harap mentari tak hadir hari ini
Berharap rintik-rintik hujan menyiram bumi
agar dia dapat mengais rejeki
Bagimu hujan adalah anugerah
mengumpulkan rupiah adalah berkah
Tubuh kuyup tak lagi kau peduli
Telanjang kaki mengumpulkan pundi-pundi
Gadis kecil berpayung jingga
Kau simpan laramu dalam dusta,
di antara kecipak air, dalam tangis dan tawa
sembunyikan asa dan cita-cita di angkasa
Kemana senyum ceria masa kanak-kanakmu
Kemana dendang lagu merdu yang kau rindu
"Selamat pagi guruku ku rindukan dirimu.
di depan kelasku kau menantikan kami."
Bangku sekolah hanya sebuah mimpi
Cita-cita tinggi menjadi sebuah ilusi
bagimu hanyalah cara mencari rejeki
untuk bekal hidup hari ini
Cibadak, 20 November 2021
#Harianaksedunia
#Puisininasulitiati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H