Lihat ke Halaman Asli

Nina Sulistiati

TERVERIFIKASI

Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Puisi 18: Gadis Berpayung Jingga

Diperbarui: 19 November 2021   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Termangu di sudut gerbang parkiran
Tubuhnya kerap menggigil  
Senyumnya hadir di sela bibir kebiruan
bulir-bulir air mengaliri sekujur tubuhnya

Digenggamnya payung jingga
Tatapnya penuh harap mentari tak hadir hari ini
Berharap rintik-rintik hujan menyiram bumi
agar dia dapat mengais rejeki

Bagimu hujan adalah anugerah
mengumpulkan rupiah adalah berkah
Tubuh kuyup tak lagi kau peduli
Telanjang kaki mengumpulkan pundi-pundi

Gadis kecil berpayung jingga
Kau simpan laramu dalam dusta,
di antara kecipak air, dalam tangis dan tawa
sembunyikan asa dan cita-cita di angkasa

Kemana senyum ceria masa kanak-kanakmu
Kemana dendang lagu merdu yang kau rindu
"Selamat pagi guruku ku rindukan dirimu.
di depan kelasku kau menantikan kami."

Bangku sekolah hanya sebuah mimpi
Cita-cita tinggi menjadi sebuah ilusi
bagimu hanyalah cara mencari rejeki
untuk bekal hidup hari ini

Cibadak, 20 November 2021

#Harianaksedunia

#Puisininasulitiati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline