Lihat ke Halaman Asli

Ihsan Helmi

Praktisi Ekonomi Islam

Membangun Paradigma Humanitas pada IMM

Diperbarui: 10 Desember 2020   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar

Oleh Immawan Gerry Adithya Muntu

Pada tanggal 3-6 Desember 2020, PC IMM Jakarta Selatan menyelenggarakan kegiatan perkaderan utama virtual tingkat madya yakni Darul Arqam Madya melalui video conference zoom meeting. Dalam hal ini mengingat suasana pandemi COVID-19 belum surut kasus positif maka dilaksanakan perkaderan virtual. Dalam pelaksanakan kali ini jumlah peserta DAM sebanyak 18 orang peserta terdiri dari delegasi PC IMM Bogor, PC IMM Jakarta Timur dan PC IMM Jakarta Selatan dengan pemateri dan korp instruktur madya yang sangat luar biasa. Kali ini DAM virtual Jakarta Selatan mengangkat tema "Pardigma Islam Transformatif dalam Bingkai Itjihad Kemanusian" kali ini saya akan membawakan sebuah artikel berjudul "Membangun Paradigma Humanitas Pada IMM"

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan bertujuan berbuat kebaikan di dunia serta beribadah kepada yang maha pencipta, manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki akal pikiran, hati nurani dan nyawa yang saling bersinegris jadi satu dengan yang lainnya. Serta dapat di bedakan dengan mahluk yang lain hanya memilik nyawa dan hawa nafsu. Sebagai mahluk sosial yang hidup di tengah masyarakat kita lebih terlebih difokuskan kepada berbuat kebaikan dan serta beribdah kepada Allah SWT yang sudah dijelaskan dalam Q.S Al Imran 104 : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung." Dalam ayat ini diatas dijelaskan kita sebagai manusia harus berbuat kebaikan dan mencegah dari segala keburukan.

Secara bahasa khittah berasal dari bahasa Arab yaitu "Khiththatun" yang berarti langkah, atau garis. Khittah Muhammadiyah secara bahasa berarti garis-garis besar atau langkah-langkah Persyarikatan muhammadiyah. Sedangkan secara istilah berarti pedoman, arahan, kebijakan atau langkah-langkah persyarikatan untuk mewujudkan keyakinan dan cita-cita hidup serta Khittah juga merupakan garis-garis haluan perjuangan Muhammadiyah dan mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan serta mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan menjalankan amal usaha bagi semua pimpinan serta anggota muhammadiyah. Substansi khitthah perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan persyarikatan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan meneruskan khittah muhammadiyah, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) juga mengambil peran untuk meneruskan khittah dan tujuan muhammadiyah yang memiliki 3 pilar diantaranya pilar ekonomi, pilar pendidikan, dan pilar kesehatan yang berlandaskan kepada al-quran dan as-sunnah, kini IMM pun hadir di tengah masyarakat dan isu-isu terkini yang bergerak di ranah realigiusitas, intelektualitas dan humanitas. Dalam khittah muhammadiyah ada 7 penegasan upaya kristalisasi dan internalisasi ideologi dan khittah itu harus berpijak pada beberapa hal diantaranya :

  • Pemahaman yang utuh tentang muhammadiyah seperti (MADM, MKCHM, PHIWM dan Khittah).
  • Ideologi muhammadiyah adalah ideologi islam berkemajuan yang mengacu kepada ketahudidan, al-quran dan sunnah, kini-nanti, amal shaleh fungsional, dan moderat.
  • Itjihad politik pembinaan masyarakat bukan politik praktis.
  • Pancasila Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.
  • Dalam menghhadapi dinamika politik pilpers, pilkada dan pileg hal yang perlu di perhatikan dalam muhammadiyah yakni : partisipasi, kritis, ahlak dan tidak melibatkan organisasi.
  • Ideologisasi bisa melalui berbagai kegiatan diantaranya : Ideopolitor, Darul Arqam dan Baitul Arqam (salah satu perkaderan yang ada di muhammadiyah) serta pengajian
  • Kemasyarakatan ideologi melalui berbagi kegiatan yakni seminar/workshop, uswah dan lain-lain.

Khittah muhammadiyah pernah diserenggarakan di berbagai tempat di antaranya ; Khittah Palembang 1956-199, Khittah Ponorogo 1969, Khittah Ujung Pandang 1971, Khittah Surabaya 1978 dan Khittah Denpasar 2020. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul dengan menggunakan akal-pikiran sesuai jiwa ajaran Islam. Keduanya adalah dasar mutlak untuk berhukum. Dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan sangat dihajatkan untuk diamalkan, mengenai hal-hal yang tidak bersangkutan dengan ibadah mahdhah.

Padahal tidak terdapat dalam nash yang shahih di dalam Al-Qur'an dan Sunnah shahihah (maqbulah), Muhammadiyah melakukankan ijtihad dan istinbath atas nash-nash yang ada melalui kesamaan 'illat. Ijtihad berarti mencurahkan segenap kemampuan dalam mencari hukum-hukum syar'i yang bersifat zhanni sampai mujtahid tidak lagi mampu melebihi usahanya. Hasil ijtihad dari seorang mujtahid bersifat relatif, tidak mutlak benar atau dalam istilah ushul fiqih bersifat zhanni. Hasil ijtihad sesama mujtahid selain bisa sama bisa pula berbeda antara satu dengan lainnya terhadap hasil ijtihad yang berbeda, menurut etika, mereka harus berlapang dada tidak boleh saling menyalahkan. Sebab, tiap orang mempunyai keterbatasan. Konsep Itjihad muhammadiyah itu sendiri berdasarkan dari Bayani, Burhani dan Irfani serta memiliki konseptual dakwah muhammadiyah berdasarkan Al-Quran dan Hadist, Publikasi dan Tajdid.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir pada 14 Maret 1964 M yang bertepatan 29 Syawal 1384 H dan didirikan oleh Moh. Djazman Al Kindi bertempat di D.I Yogyakarta dengan masa itu IMM lahir di tengah-tengah konflik politik dan isu-isu yang makin trending hingga saat ini. Tujuan di dirikan IMM itu sendiri adalah "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah". IMM adalah salah satu karakteristik sebagai organisasi yang menjadi pelopor, penggerak, dan penyempurna Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Hal ini menjadi hal yang penting agar aset Muhammadiyah sebagai media untuk berdakwah tetap lestari. Peran IMM harus mampu menjadi sukma bagai AUM guna menjalankan strategi dakwah sesuai dengan tujuan yang hakiki. Selain menjadi kader yang mengawal pergerakan Muhammadiyah juga memiliki beban moral menjaga aset Muhammadiyah terutama AUM agar senantiasa tetap tertanam nilai-nilai kemuhammadiyahan agar AUM tumbuh dan berkembang demi kemashalatan umat.

Melihat permasalahan yang ada di masyarakat sekarang kini makin banyak permasalahan yang ada diantaranya kasus kemiskinan makin meninggi, kasus anak-anak yang putus sekolah yang mengacu kepada kekerasan di sekolah dan kasus tim kesehatan yang melakukan praktik illegal, ini merupakan suatu penyimpangan sosial dimasyarakat dan kini makin banyak kasus pembunuhan, pembegalan, pelecehan seksual dan kasus sering di dengar adalah sebuah kasus LGBT dan kasus lainnya. Ini adalah suatu permasalahan yang rumit bagi negara kita saat kini sebuah kasus yang belum dapat di terselesaikan hingga saat ini. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai tempat dakwah ke masyarakat dengan adanya IMM masyarakat juga tahu bagaimana kita mampu menjalankan tugas humanitas khususnya dalam persoalan permasalahan di masyarakat hingga saat ini terjadi dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyimpangan sosial dan pencegahannya.  Maka dari itu kita sebagai manusia dan kader IMM selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat betapa bahayanya penyimpangan sosial serta bagaimana pencegahannya di masyarakat serta ini merupakan itjihad kemanusiaan dari muhammadiyah dan IMM untuk memajukan dan mencerahkan bangsa.

Dari acara Darul Arqam Madya PC IMM Jakarta Selatan ini kami banyak pengetahuan mengenai penyimpangan sosial, khittah dalam muhammadiyah dan serta bagaimana cara advokasi ke masyarakat dalam kali ini DAM Jakarta Selatan ini penuh makna walaupun hanya melalui virtual video conference zoom meeting, semoga ilmu yang telah didapatkan dari DAM Jakarta Selatan dapat di implementasikan di kehidupan sehari-hari serta selalu menebarkan kebaikan kepada siapa saja dengan ini penulis mengutip dari kata-kata Buya Hamka "Kalau hidup sekedar hidup babi di hutan juga hidup kalau kerja sedekar kerja kera juga bekerja" dalam artian kutipan dari buya hamka kita hidup jangan sekedar hidup tetapi tuntutlah sesuatu dari kerja keras kita selalu berikhtiar dan tetap berusaha serta jangan mengharapkan imbalan dari orang lain, kita bekerja mencari ridhanya Allah SWT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline