Lihat ke Halaman Asli

NIMATUL IZZAH

Mahasiswi Tata Busana Universitas Negeri Malang

Memanfaatkan Waktu Luang di Sela Pembelajaran Daring

Diperbarui: 29 Mei 2021   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pandemi berdampak pada banyak hal dan berbagai sektor, salah satunya Pendidikan. Pada masa pandemi banyak sekolah dari jenjang TK hingga Perguruan Tinggi yang semula menuntut ilmu ke sekolah kini harus daring. Bagi pelajar maupun mahasiswa, kelas daring nyatanya memberikan waktu luang.  Pada awalnya jam belajar yang dimulai dari pagi hingga sore kini berubah menjadi absensi tiap jam mata pelajaran berganti dan mengerjakan tugas.

Ni'matul Izzah, mahasiswi Universitas Negeri Malang Fakultas Teknik angkatan 2019 memanfaatkan situasi tersebut dengan membantu mengajar mengaji anak-anak kecil . Awal mula kegiatan tersebut dimulai dari Pak Lek (sebutan untuk adik ibu/ayah) menawarkan kegiatan tersebut karena kekurangan pengajar khususnya pengajar perempuan.

Selama mengajar, Niza dibantu beradaptasi oleh pengajar lain yang sudah lama mengajar alias senior. Tempat Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Niza mengajar bertempat di Jl. Bareng Kulon, Malang, Jawa Timur. Kegiatan mengajar dilakukan setiap hari Senin -- Jumat mulai pukul 15.30 -- 16.00. 

Di TPQ Nurul Islam memiliki 2 kelas, kelas A yang berisi dari jenjang PAUD -- SD kelas 4 dan kelas B yang berisi dari jenjang kelas 5 keatas. Materi yang diberikan tentu berbeda, kelas A menjadi kelas dasar membaca buku Iqra', Juz Amma dan Al-Qur'an dasar. Bagi kelas B melanjutkan membaca Al-Qur'an dengan tajwidnya, dan mempelajari materi fiqih dasar.

dokpri

 Meskipun pembelajaran daring dirasa memberikan waktu luang, Niza cukup kesulitan untuk membagi waktu antara kegiatan perkulian dan kegiatan mengajar karena fakultas yang Niza tempuh yaitu Fakultas Teknik dikenal cukup banyak tugas praktik. pada proses mengajar Niza mengaku bahwa harus sabar menghadapi anak yang masih kecil jenjang PAUD, cukup sulit berhadapan dengannya karena suasana hatinya yang suka berubah-ubah. Selain itu, beberapa anak memiliki tata krama yang kurang kadang meremehkan Niza, karena bisa dibilang Ia masih muda untuk menjadi bu guru dan postur tubuhnya juga mengatakan bahwa ia masih muda.

" kata meremehkan perlu digaris bawahi bukan seperti memandang sebelah mata, namun mereka menganggap saya seperti "kakak" bukan bu guru. Jadi saat saya bilang jangan ramai mereka tidak diam barulah jika pengajar senior yang menasihati mereka langsung diam. Namun ini terjadi hanya pada beberapa anak saja khususnya anak laki-laki." Kata Niza menjelaskan, namun Ia berusaha memaklumi karena mereka anak-anak yang masih dalam tahap pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline