Banyak orang menyebutkan bahwa autism adalah sebuah penyakit. Namun, pada kenyataaannya. Autism adalah sebuah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi social. Gangguan ini kerap kali terjadi pada usia anak-anak. Tetapi juga bisa terjadi pada usia dewasa.
Autism ini juga bisa disebut sebagai gangguan spektrum autism atau autism spectrum disorder (ASD). Hal ini terjadi disebabkan karena tingkat keparahannya bervariasi pada setiap penderita. Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan austik dan gangguan childhood disintegrative disorder (sindrom Heller) kondisi ini sering kali dikaitkan juga dengan sindrom savant.
Ada beberapa faktor menyebabkan autisme, antara lain:
- Faktor keturunan.
Bisa jadi salah satu orang tuanya mengidap autism. Maka sang anak bisa jadi mengidap autism - Faktor premature.
Meski belum banyak terjadi, kelahiran premature atau kelahiran dini rentan mengidap autism - Efek samping konsumsi obat
kebanyakan obat yang dikonsumsi tidaklah baik. Apalagi ibu yang sedang hamil. Obat akan mempengaruhi bayi dalam kandungan dan kemungkinan akan mengidap autis.. - Efek samping mengonsumsi alcohol
dokter telah menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi alkohol yang berlebihan akan berdampak pada kandungannya. dan juga memiliki resiko sang anak akan mengalami autis
Gejala yang di alami oleh seseorang yang mengalami autism antara lain :
- Gangguan komunisa dengan seseorang, seperti halnya enggan ber interaksi dengan banyak orang, tidak mau apa yang sudah menjadi miliknya direbut orang lain, selalu saja mengulang kata yang sama.
- Gangguan perilaku, seperti halnya merasa takut tau tidak takut yang berbeda halnya dengan orang noemal biasanya.
Autism bukanlah penyakit namun dengan perawatan dapat meningkatkan perilaku dan komunikasi.
- Terapi okupasi : keterampilan berpakaian, makan, mandi.
- Terapi integrase sensoris : mengolah informasi dari suara, sendtuhan pemandangan.
- Terapi wicara : keterampilan komunikasi, dengan ini seorang autism dapat sedikit banyak bisa mengontrol emosi yang mereka miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H