Lihat ke Halaman Asli

Kepada yang Bernama Hidup

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seandainya sebelum aku terlahir ke bumi ini diberi kesempatan meimilih

Aku akan terlahir dari tanganMu dengan cara menjatuhkan diri seperti biji bjian yang ditanam, maka tumbuh sebagai pohon yang hijau akar yang kuat dan bunga yang merah.

Tapi seperti inilah memang semestinya manusia memiliki jalan hidupnya,

Tuhan selalu tahu bagaimana mempunyai guratan luka yang baik,

Yang setelah itu berbuah menjadi bunga yang ada di antara taman surga seluas dada orang-orang yang pengasih hatinya.

Dari arah mata ini: jendela yang disapu angin, dan sebilah air hujan yang menetes

Aku sedang menunggu rembulan Dan matahari kuning keemasan tumbuh dari tubuhku

Ia bernama fajar yang sering didongengkan para penyair sebagai perempuannya

Hai kau yang suka menuruni punggungku? Aku: pengantinmu

Disini: didada ini ada ladang dimana kita menanam beberapa tempat yang ingin kita jadikan sebagai tempat pertemuan, sebagai kebersamaan yang mempunyai kehendak.

Sebagai milikku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline