Lihat ke Halaman Asli

Blog Competition, Umpan Kail Memancing Penulis

Diperbarui: 19 November 2017   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sebuah gagasan dibangun dan dilahirkan manusia, ia tetap saja  akan hanya menjadi gagasan  yang tidak memiliki manfaat apapun, manakala  tidak ditulis (diikat dengan tulisan)."

-Aguk Irawan, MN.-

Salah satu event dalam Kompasiana yang banyak diminati Kompasianers  adalah Blog Competition (saya singkat BC). Sebuah kompetisi menulis yang diselenggarakan Kompasiana (biasanya) bekerja sama dengan pihak ketiga. Klien atau sponsor. BC Kompasiana umumnya mengangkat tema / mengulas produk tertentu, dengan syarat tertentu dan imbalan tertentu pula, untuk artikel dengan penilaian terbaik.

BC Kompasiana inilah yang beberapa bulan lalu, sukses membuat saya termakan umpan, terpancing untuk kembali menulis. Demi apa? Ummm.., demi menyalurkan hobi, demi menjajal kemampuan, demi mengisi waktu luang, dan demi hadiahnya! ( haha, saya jujur lho... hari gini, masak peluang mendapat duit halal ditolak ?)

Melihat banyaknya peserta  BC Kompasiana, ada keyakinan bahwa pengalaman terpancing  menulis untuk ikut lomba, bukan hanya pengalaman saya seorang. Buktinya, setiap kali event digelar, selama periode lomba, hampir tiap hari ada peserta mengirmkan artikel. Apalagi menjelang penutupan atau hari terakhir lomba, wah  bisa berjubel pesertanya.

Beberapa kali saya lihat, meskipun  jumlah Kompasianer  sampai saat ini telah mencapai lebih dari 250.000, tetapi peserta aktifnya orang-orang yang sama.  Juara nya pun,  kadang-kadang juga kompasianer yang sama.  Lha iya,  langganan kok juara??  Mbok iya langganan bakso, sate atau sayur...   hitung-hitung berbagi rejeki kepada para pedagang.    ( pada titik ini, aroma sirik tanda tak mampu,  sangat terasa ya? Wkwkwk...)  

Lalu, siapakah mereka, para pemenang itu? Banyak, lah....  Tetapi yang jelas,  bukan saya!!   *Raih tisu, sesenggukan, hiks hiks*  

Don't worry pemirsah, tidak ada suudzon disini. Saya yakin teknik penjurian BC Kompasiana berjalan sesuai SOP yang tertulis pada artikel : Begini Cara Kami Menilai Karya Lomba di Kompasiana. Bahwa Dewan Juri BC Kompasiana selalu menjaga objektifitas juri maupun profesionalitas tim dengan menjunjung tinggi kejujuran. Apalagi telah dietapkan parameter penilaian  artikel peserta BC Kompasiana .  Semakin yakin dan percaya bahwa artikel yang memenangi lomba memang tulisan yang terbaik diantara yang baik.

Seperti ini parameter penilaian artikel BC Kompasiana.

prosentase-5a1037cc63b24878e50831f2.png

Dan saya tidak terlalu lama kecewa kok.  Karena  ada  hal lain yang bisa menghibur saya, yaitu beberapa artikel diganjar status Highlight dan Headline.

Satu lagi obat pereda nyeri eh  sedih, karena menulis di Kompasiana, meskipun lebih sering demi kompetisi blog, kini orang kampung sudah mulai mengenal saya sebagai penulis!!   (kibas rambut, byusss). Sebuah cita-cita masa kecil yang pernah saya sampaikan dengan lantang kepada ibu guru dan teman-teman SD beberapa tahun silam.

Ini resep pribadi saya, tidak ada anjuran sedikit pun  untuk menirunya,  anytime anywhere. Menuangkan ide dalam tulisan dan  mengirimkan ke Kompasiana, saya ibaratkan sedekah. Yang kata orang nih, maaf sekali lagi maaaaf, selayaknya orang buang hajat. Berasa lega dan enteng  adalah tujuan utama, dan selalu ikhlas tak pernah meminta imbalan atas apa yang telah dibuang.  Jika ada imbalan, anggap saja hal itu bonus. Ih, ilustrasinya jorok ya?  Tapi filosofi nya kena,  kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline