Lihat ke Halaman Asli

Om dan Tante Penyebar Hoax?

Diperbarui: 30 September 2017   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

i2.wp.com

WhatsApp (WA) menjadi aplikasi chating terpopuler di dunia. CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyampaikan pada triwulan kedua 2017  pengguna aktif  WA di seluruh dunia  mencapai 1 miliar tiap harinya. [1]

Bagaimana di Indonesia? Sama. WA menjadi aplikasi mobile dengan pengguna terbanyak. Data  comScore, bulan Januari 2017 ada sekitar 35,8 juta pengguna. [2] 

Indonsesia masuk 3 besar pengguna WA setelah  India dan  Tiongkok.

Tidak heran setiap hari berseliweran pesan WA baik melalui grup maupun pesan langsung (japri).  Saya merasa, kita hidup dalam lingkaran atau  -ketika kurang sreg-  saya menyebutnya  kepungan WA.

Dampaknya? Sisi positif pasti ada. Banyak. Keluarga dan teman di kejauhan bisa terasa dekat. Menjadi sarana berbagi informasi. Terhibur karena kisah humor serta gambar / meme lucu, dan sebagainya.

Tetapi jujur  -semoga demikian pula dengan Anda-     dampak negatif juga bertebaran.  

Terlalu banyak grup, terlalu ramai lalu lintas pesan. Akhirnya mengurangi nilai manfaat,  dan malah terasa "mengganggu".   

Postingan hanya bersifat meneruskan postingan orang lain, bukan karya sendiri. Sehingga sering terjadi penyebaran konten yang sama. Seragam dan berulang.

Parahnya, sebagian (besar) konten kemudian terbukti  hoax.  Tanpa sadar kita telah menjadi pelaku dan korban penyebaran berita palsu.

Berikut 7  gangguan WA versi saya. Semuanya berkaitan dengan kebiasaan Om dan Tante dalam ber- WA.   

Om dan Tante ??  Iya.., lha memang dalam habitat WA saya member nya pantas dipanggil begitu  je...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline