Lihat ke Halaman Asli

Niman SPd

Pendidik/Guru Sekolah Dasar

Eksplorasi Konsep Modul 2.3. Tugas 2.1.B Perbedaan Coaching dengan Pengembangan Diri

Diperbarui: 21 November 2023   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan Pemantik:

1.  Setelah membaca definisi-definisi mengenai mentoring konseling fasilitasi dan training tuliskan yang anda ketahui mengenai mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi

Secara umum coaching didefinisikan sebagai proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil sistematis di mana choach  memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).

Ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang dapat kita jadikan sebagai perbandingan, agar kita lebih mendalami perbedaan coaching dengan metode pengembangan diri yang kita ketahui selama ini. Metode-metode pengembangan diri tersebut adalah:

1.  Definisi mentoring 

Mentoring menurut Stone  (2002)  mendefinisikan sebagai suatu proses di mana seorang teman, guru, pelindung, atau pemimpin pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya.  Sedangkan Zachary (2002)  menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu  mentee untuk membuat perubahan

2. Definisi Konseling

Konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan client yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. (Gibson dan Mitchel, 2003).  Definisi lain konseling juga berarti merupakan rangkaian-rangkaian kontak antara hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah laku. (Herdarmo,dkk, 2003)

3. Definis Fasilitasi

Fasilitas adalah sebagai sebuah proses di mana seseorang yang dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral, dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan melakukan intervensi untuk membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok itu. (Shwarz, 1994)

4. Definis Training

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline