Tak sengaja tulisan ini aku buat untuk memenuhi tugas sekolah di MAN waktu itu,
Aku beda..
Bagaimana rasanya punya ibu? Entahlah Aku tak pernah merasakan hal itu . Aku tak punya ibu, Aku hanya punya ayah yang sangat menyayangiku. Ayah mengapa Aku tak punya Ibu? Ibu dimana? Itulah pertanyaanku dua belas tahun yang lalu kepada ayah, tapi ayah hanya tersenyum kepadaku dan memelukku. Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Saat Aku tanya soal ibu ,Ayah tak pernah menjawab. Ayah hanya diam membisu.
Suatu ketika saat pertama masuk sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, banyak sekali teman- temanku yang diantar dan ditemani oleh ibunya berbeda denganku , Aku sendiri yang tanpa ibu tapi bersama ayah. Sekali-kali ku coba bertanya kepada ayah . "Ayah dimana ibuku?"Ayah masih tetap tersenyum dan memelukku. Aku tambah bingung kenapa ayah selalu melakukan itu.
Saat bermain di taman bersama ayah , Aku melihat salah satu temanku bermain bersama ibunya dan Aku tiba tiba menangis melihat itu. "kenapa Aku tak pernah merasakan hal itu Ayah! Ayah, dimana ibuku?"kataku sambil merengek
"Nak kamu jangan sedih kamu punya ibu, tetapi ibumu sedang Naik Haji."kata Ayah sambil tersenyum
Betapa bahagianya Aku saat ayah memberitahukan tentang keberadaan ibu dan ternyata Aku punya ibu. Rasa iriku kepada teman-teman mulai hilang ketika mendengar kabar itu. Tapi rasa percaya itu mulai pudar. Beberapa tahun kemudian, Aku mulai sadar jikalau ibu Naik Haji kenapa sampai saat ini ibu belum pulang? Sebenarnya ibu dimana ? tanyaku dalam hati
Saat malam datang Aku menunggu ibu pulang, Aku menanyakannya pada ayah mengapa ibu tak juga pulang. Dan ayah selalu berkata besok ibu akan pulang. Setiap malam aku selalu berdoa dan berharap agar ibu cepat pulang.
Beberapa bulan aku selalu melakukan hal yang sama, tetapi ibu tak pulang- pulang. Aku sadar mungkin ibu tak sayang lagi kepadaku. Aku menangis terisak , Ayah pun memelukku.
"Ayah, kenapa Ayah bohong padaku ? kata Ayah ibu akan pulang hari ini tapi mana ! sambil membentak ayah
"Sabar sayang, sebentar lagi ibu datang" ujar ayah sambil mengelus rambutku