NI LUH KHANSA MAURENA PUTRI/191241219
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penyakit Mpox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, telah menjadi perhatian global dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai salah satu penyakit zoonosis langka, Mpox telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global sejak 23 Juli 2022.
Ketentuan tersebut mengharuskan seluruh pemangku kebijakan kesehatan dan masyarakat Indonesia untuk bersiap dan waspada dengan penyebaran kasus Mpox, salah satunya dengan mengenal gejala yang ditimbulkan melalui sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyakit Mpox disebabkan oleh virus Orthopoxvirus dan dapat menular dari hewan ke manusia serta antar manusia. Dalam konteks kesehatan masyarakat, strategi pencegahan sangat penting untuk mengendalikan penyebarannya dan melindungi masyarakat.
Mpox adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Penyakit ini umumnya terjadi akibat kontak dengan primata, seperti monyet, dan hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi.
Penyakit Mpox juga bisa menular dari orang ke orang. Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet ditandai dengan gejala berupa pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di rahang bawah, leher, dan selangkangan. Mpox juga disertai gejala yang mirip dengan cacar air, terutama ruam atau bintil berair di dada, wajah, hingga bagian dalam mulut dan hidung.
Salah satu langkah pertama yang perlu diambil adalah edukasi masyarakat. Pemahaman yang baik tentang cara penularan Mpox, gejala, dan langkah-langkah pencegahan sangat penting.
Melalui kampanye informasi yang menggunakan media massa, sosial media, dan penyuluhan langsung di komunitas, masyarakat dapat lebih sadar akan risiko yang ada. Dengan mengetahui bahwa Mpox dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang terinfeksi atau melalui bahan yang terkontaminasi, individu dapat mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka.
Selain edukasi, kesehatan hewan juga menjadi fokus dalam pencegahan Mpox. Hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, merupakan inang alami virus ini. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan hewan liar dan domestik sangat penting.
Program vaksinasi untuk hewan berisiko, serta penyuluhan kepada pemilik hewan tentang cara menjaga kesehatan hewan, dapat membantu mencegah penularan ke manusia. Di samping itu, menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi interaksi antara manusia dan hewan juga dapat mengurangi risiko penularan.