Lihat ke Halaman Asli

Peran Kesehatan Masyarakat Dalam Mencegah Penyakit Demam Berdarah

Diperbarui: 18 September 2024   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NI LUH KHANSA MAURENA PUTRI/191241219 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

 UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi viral yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dengan potensi gejala berat yang dapat mengancam nyawa, pencegahan DBD menjadi salah satu fokus utama kesehatan masyarakat di banyak negara tropis dan subtropis. Peran kesehatan masyarakat dalam mencegah penyakit ini sangat penting dan mencakup berbagai aspek strategis yang saling mendukung.

Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat terjadi dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, penting bagi Masyarakat untuk melakukan berbagai
pencegahan yang dapat menghambat atau menghentikan perkembangbiakan nyamuk di sekitar lingkungan kita. Jika tidak ditangani dengan baik, DBD dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Salah satu peran utama kesehatan Masyarakat dalam mencegah penyakit Demam Berdarah adalah melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai DBD. Ini termasuk memberikan informasi tentang penyebab penyakit, gejala, serta langkah-
langkah pencegahan. 

Program edukasi dapat dilakukan melalui seminar, penyuluhan di sekolah-sekolah, atau kampanye media massa. Informasi yang diberikan harus mencakup pengetahuan tentang siklus hidup nyamuk Aedes aegypti dan pentingnya menjaga lingkungan bebas dari genangan air, yang merupakan tempat berkembang biak nyamuk tersebut. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat lebih proaktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini.


Selain edukasi, pengendalian vektor menjadi komponen kunci dalam pencegahan DBD. Kesehatan masyarakat harus fokus pada pengendalian populasi nyamuk melalui berbagai metode, termasuk penyemprotan insektisida dan penggunaan larvasida. Penempatan perangkap nyamuk juga dapat membantu mengurangi jumlah nyamuk dewasa. Pengendalian ini harus dilakukan secara rutin, terutama di daerah dengan tingkat kejadian DBD yang tinggi. Selain itu, penting untuk mempromosikan tindakan pencegahan pribadi seperti penggunaan repelen dan pemasangan jaring nyamuk untuk melindungi individu dari gigitan nyamuk.


Masyarakat perlu didorong untuk mengurangi genangan air di lingkungan sekitar mereka, seperti menutup tempat penampungan air dan membersihkan wadah- wadah yang bisa menampung air hujan. Pemerintah daerah juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program-program kebersihan lingkungan secara rutin, termasuk pembersihan saluran air dan penanggulangan sampah. Lingkungan yang bersih dan bebas dari genangan air dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.


Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan fogging. Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun faktanya tindakan ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak untuk larva, atau jentik nyamuk, selanjutnya telur, larva, atau jentik akan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Kementerian Kesehatan Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan lakukan fogging untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), karena bisa membuat nyamuk kebal antiseptik.

Secara keseluruhan kesimpulan yang dapat diambil yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat mengancam nyawa. Pencegahan DBD melibatkan edukasi masyarakat tentang siklus hidup nyamuk, pengendalian vektor, dan pengurangan genangan air. Kesehatan masyarakat harus fokus pada penyuluhan, pengendalian nyamuk dengan insektisida, dan menjaga lingkungan bersih. Program-program tersebut sangat penting untuk mengurangi risiko DBD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline