Lihat ke Halaman Asli

Wanita Karier di Bulan Puasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini hari ke-12 di bulan ramadhan, walaupun aku sendiri baru akan menjalani hari ke-6 dikarenakan termasuk kedalam pengecualian dalam menjalankan ibadah puasa (lagi kedatangan tamu bulanan). Jadilah 6 hari pertama harus kurelakan tidak berpuasa sembari berharap pada saat hari kemenangan nanti aku mempunyai kesempatan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri.

Kali ini aku akan menulis tentang perempuan tanpa bermaksud mendiskriminasikan laki-laki lho? Terinspirasi dari kebiasaan Ibu yang membangunkan setiap kali sahur melalui telepon karena jarak kami yang cukup jauh, dan selalu menanyakan "sudah berbuka atau belum atau sekedar menanyakan menu berbuka".

Aku sering berdoa: Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu bagi para wanita-wanita shalihah terutama Ibuku yang dengan sepenuh hati dan keikhlasan menyambut Ramadhan yang suci ini dengan kesungguhan yang luar biasa tanpa terbebani sedikit pun...

Khusus bagi diriku sendiri karena belum berkeluarga, walaupun sehari-hari bekerja tapi aku tidak mempunyai kewajiban seperti wanita lain yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak yang juga bekerja sebagai" wanita karier" dalam menjalani bulan puasa. Kegiatan mereka semakin padat selama bulan ramadhan, mulai dari persiapan menjelang ramadhan, sibuk memilih menu untuk sahur dan berbuka, membangunkan seluruh anggota keluarga untukmakan sahur dan sederet rutinitas lainnya yang menurutku bukan pekerjaan yang mudah. Betapa amat sibuknya mereka di bulan Ramadhan...

Pernah suatu hari mendengar obrolan tetangga sebelah (bukan nguping lho???!!), istrinya bilang"Di kantor pekerjaan bertumpuk, tak selesai dari pagi sampe jam pulang kantor, pulang langsung ke pasar belanja terus menyiapkan menu berbuka. Setelah berbuka dan shalat magrib lalu ke mesjid shalat tarawih kemudian tidur. Belum puas tidur harus bangun lagi menyiapkan makan sahur, kemudian berberes, menyiapkan anak-anak ke sekolah dan diri sendiri ke kantordengan setumpuk pekerjaan kantor telah menanti". Lalu suaminya menyambut dengan pertanyaan "apa ini adalah sebuah keluhan?" lalu kemudian si istri menjawab "bukan mengeluh, saya dan perempuan lain seperti saya melakukannya dengan ikhlas kok, itu tadi hanya mengingat agenda rutin".

Percakapan mereka masih berlanjut tapi aku sudah tidak mendengar dengan jelas, tapi sempat terdengar suaminya menyebut-nyebut kemajuan jaman emansipasi sekaligus buah dari perjuangan kesetaraan gender.

Sementara jika dibandingkan dengan kaum laki-laki dengan dalih supaya bisa beribadah dengan khusuk, laki-laki "tidak melakukan apa-apa" (maaf).

Maka berbahagialah sebagai perempuan yang melakukan semua pekerjaan itu dengan ikhlas dan tanpa terbebani sedikitpun.

Salam hormatku untuk Ibuku dan ibu-ibu yang lain...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline