Lihat ke Halaman Asli

First Love: Episode 1 "Antara Anugerah dan Kutukan"

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jodoh, tidak ada seorang pun yang akan tahu mengenai jodoh mereka. Tidak juga aku, atau pun kamu. Bukan menjadi sebuah kesalahanmu jika berharap berjodoh dengan seseorang yang kau inginkan. Namun, terkadang dia bukanlah pilihan tepat untukmu. Semakin memaksakan diri, semakin sulit untuk berpaling. Jangan pernah lupa satu hal, hidup itu adalah tentang sebuah pilihan.
Seorang gadis berjalan menyusuri lorong-demi lorong. Pandangan matanya mengamati pintu demi pintu. Berkali-kali dia menyebar senyuman kearah orang-orang yang ditemuinya. Kenal maupun tidak kenal sama saja baginya. Tak pernah ia permasalahkan. Bisa dibilang gadis ini over ramah. Nerra adalah nama gadis itu.
Dia melihat jam dinding disamping aula.
“haduh… sudah 4.30. Aku tidak boleh terlambat.” Nerra mempercepat langkah kakinya.
“sepertinya ini ruangannya” Sambil melihat denah yang ia bawa.
Dengan perlahan, Nerra membuka pintu ruangan tersebut. Hari ini ada pertemuan perdana untuk Unit Kegiatan Mahasiswa Tari yang dia ikuti.
“Kreeeek……” pintu terbuka lebar. Semua mata tertuju pada gadis itu.
“bukannya ini ruangan tari, kok semua pake baju seragam karate?”
“hah…. Aku salah masuk ruangan ya?”
“mana mungkin?”
Gadis itu mengemati seisi ruangan tersebut. Dia baru menyadari bahwa dia salah membuka pintu.
“hehehehe…. Maaf Kak, salah ruangan!” Nerra tertawa dengan terpaksa.
Semua orang dalam ruangan itu mengangguk. Mereka terlihat tidak begitu ramah. Ada sebagian dari senior cewek yang menertawakan gadis itu.
Nerra menatap tajam kearah senior cewek itu. Dia hanya tertawa datar. Dengan segera membalikkan badan.
“sepertinya aku salah masuk ke neraka.
“haaaaa…….” gadis itu terkejut ketika tiba-tiba membuka pintu ada sosok putih didepannya. Sosok tinggi yang mengenakan pakaian putih berdiri didepannya. Rambutnya terurai panjang bahkan menutupi kedua matanya.
Dengan spontan kedua telapak tangan Nerra menutupi matanya. Badannya terasa lemas hingga membuat kakinya tidak mampu menompa berat tubuhnya. Dia langsung duduk dan sangat histeris.
Jantungnya berdebar dengan cepat. Rasa ketakutan yang sangat luar biasa. Tangannya dengan kuat menempel dimukanya. Napasnya terdengar hebat hingga tersenggal-senggal. Seluruh badannya menjadi kaku.
Teriakan histeris gadis itu menarik perhatian semua anggota kempo. Terutama senior kempo yang sedang rapat didalam ruangan tersebut. Mereka mengerubungi gadis yang sedang duduk histeris itu. bukan hanya anak kempo, hampir semua orang yang berada di tempat itu memperhatikan gadis itu.
Namun, sosok yang ada didepannya tidak bergerak sama sekali. Dia memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh gadis itu. Ketika menyadari bahwa semua orang memperhatikan mereka, dia memulai membungkukkan badannya. Mengamati gadis itu dengan seksama. Rambutnya terurai panjang, hingga menutupi sebagian mukanya.
“hey…. Kamu kenapa?” Tanya salah satu cewek yang sedang duduk disampingnya.
Nerra semakin ketakutan. Napasnya semakin tersenggal-senggal. Keringatnya bercucuran.
“hey… kamu kenapa?”
“Aku takut…” Gadis itu menjawab dengan lirih. Tanggannya semakin lekat dengan mukanya.
“kenapa?” Cewek tadi bertanya dengan lembut.
“Ada hantu..” Jawab Nerra tanpa melepaskan kedua telapak tanggannya.
“hm… hantu?” Cewek itu mendengatkan tubuhnya ke Nerra. “Dimana?”
“Didepanku…” Keringatnya semakin bercucuran. Tubuhnya mulai gemetaran.
“tidak ada hantu disini”
“tadi ada didepanku” jawab Nerra.
“Nggak ada, mana hantunya?” tanya senior kempo.
Nerra mulai melebarkan sela-sela jari tanggannya. Matanya membuka dengan perlahan.
Didepannya terlihat sosok putih dengan rambut terurai panjang sedang menatap kearahnya.
“haaaaaantu……..” gadis itu semakin ketakutan dan tanggannya menutup rapat.
“dimana?” tanya senior cewek itu.
“sedang duduk, tepat didepanku.” Dijawab dengan tepat.
Senior cewek memperhatikan apa yang ada didepan gadis itu.
Dia kemudian tertawa dengan keras.
“hahahaha…. Dia bukan hantu dek!”
“tapi aku yakin, ada kuntilanak didepanku Kak” jawab Nerra dengan polosnya.
Nerra mulai membuka matanya, kemudian merapatkan kembali tangannya. “masih ada kak”
Sosok itu pun memegang tangan gadis itu. “Yang kamu maksud hantu itu, aku?”
Sosok itu meraih tangan Nerra, dan kemudian Nerra mulai membuka mata kanannya. Mata kanannya terbuka lebar. Mengamati apa yang ada didepannya. Dan kemudian mata kirinya juga terbuka lebar. Sekarang kedua matanya terbuka dengan sangat lebar.
“Jadi, aku hantunya?” kata sosok yang berdiri didepannya.
Nerra tertegun. “iya, aku kira kuntilanak, hehehe” Nerra tertawa datar.
Sosok didepannya hanya tersenyum. Senyuman yang sangat menawan.
Pertemuan…. Iya, pertemuan perdana anak UKM Tari. Dia meraih tangan cowok itu. Dengan seksama memperhatikan jarum jam tanggannya.
“hah… sudah jam empat. Pertemuannya….” gadis itu langsung berdiri tegak. Dia langsung meninggalkan cowok yang masih duduk tertegun itu.
“haaah… aku telat” gadis itu berteriak sambil berlari.
Sosok itu kemudian berdiri dan tersenyum melihat kepergian gadis itu.
“senpai, baru kali ini seorang gadis bilang kalau senpai mirip hantu. Padahal gadis-gadis lain bilang kalo senpai itu seperti malaikat” kata senior cewek tadi.
Cowok itu hanya tersenyum. “gara-gara rambut ini..”
Kemudian dia mengikat rambutnya. cowok yang dibilang hantu tadi menjelma menjadi kenshin. (Tau kan ya Kenshin itu siapa? Tokoh kartun di samurai X. Yang super ganteng dan keren itu benar-benar ada disini. Luar biasa kan?) Parasnya tinggi, bentuk wajahnya kecil, rambutnya berponi diatas mata dan rambutnya diikat diatas kepala. (Ini orang benar-benar mirip Kenshin samurai X)
“Maaf saya terlambat” Dengan terenggah-enggah, Nerra memasuki ruangan itu. Mencari tempat duduk yang sekiranya pas buat dia. Nerra memilih duduk disamping jendela. Hal itu membuatnya merasa lebih nyaman. Terlebih lagi dia tidak mengenal satu orang pun di ruangan itu.
Di luar ruangan itu, ada beberapa anak Kempo yang melakukan latihan. Mengingat warna baju putih yang mereka kenakan, membuat Nerra mengingat kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Satu kata : Memalukan!
“Bisa tolong ambilkan absensi di ruang Fotocopy? Bilang nanti dari UKM Tari!” kata senior tari.
Nerra hanya mengangguk saja. Ia segera menjalankan apa yang diperintahkan oleh seniornya.
“Ruang fotocopy? Dimana itu?” gadis itu menghela napas panjang. Kenapa harus dia, padahal diakan anak baru. Sebelumnya dia belum pernah ke tempat ini. Sekarang malah disuruh ke tempat focotopi. Orang-orang disini sangatlah aneh.
Menyusuri lorong demi lorong. Tak ada satu petunjuk pun yang menjelaskan dimana ruang fotocopi berada. Ini sangat payah. Dia harus mengelilingi seluruh tempat ini.
“loh… ini kan tempat yang tadi?” sesampainya didepan UKM tari. “berarti aku dari tadi cuma muter-muter ga jelas.”
“maaf kak, ruang fotocopi dimana ya?” Nerra bertanya kepada salah satu seniornya yang baru saja keluar dari ruang Tari.
“anak baru ya? Itu disamping pos satpam.”
“terimakasih kak!” pantas saja tidak kelihatan, pos satpam sama ruang fotocopi hampir sama. Padahal tadi hanya tinggal lurus saja. Malah muler-muler ga jelas.
“Pak, ambil absensi UKM Tari!”
“sebentar, saya carikan dulu”
Nerra duduk sambil mengamati suasana ditempat itu.
Tiba-tiba pandangan matanya berhenti pada suatu titik. Dia melihat barisan anak-anak kempo memasuki aula tempat latihan mereka. Seragam warna putih itu masih membuatnya takut. Dalam bayangannya, mereka lebih terlihat seperti segerombolan kunti dan pocong yang sedang berbaris.
“Hiii….” Membayangkannya saja sudah membuat gadis itu ketakutan.
“Ada apa?” tanya tukang Fotocopy.
“oh, tidak apa-apa Pak!” gadis itu kemudian tersenyum lebar.
“ini, Absensinya.!”
“terimakasih pak!”
“iya”
Tiba-tiba langkah kakinya berhenti. Sekitar 10m dia melihat cewek-cewek senior kempo berjalan menuju aula. Tepat sekali, dia berada didepan aula. Ini memalukan jika dia harus bertemu dengan orang-orang itu.
“Hmm… Tidak apa-apa Nerra. Mereka juga sudah melupakan kejadian tadi kok” kata Nerra kepada dirinya sendiri. (mungkin gadis ini sudah gila)
Nerra menghela napas panjang, melangkahkan kaki kanannya dengan mantap. Namun tiba-tiba, nyalinya begitu ciut. Dengan tiba-tiba dia memutar 180’. Disaat yang bersamaan, ada seseorang yang membuka pintu ruang aula. Dan mereka berpas-pasan.
“haaaa….” Nerra kaget. Jantungnya seakan-akan mau lepas. Orang yang ada didepannya juga merasa kaget.
“huh….” Gadis itu mengelus dadanya. Menstabilkan napasnya.
“kamu nggak apa-apa kan?” tanya cowok itu.
Njlep… betapa malunya gadis itu ketika menyadari bahwa orang yang ada didepannya ini adalah kuntilanak tadi sore.
“hehehe…. maaf kak” Nerra hanya tertawa cengingisan.
“Ya, nggak apa-apa!” jawab cowok itu dengan datar.
Nerra kemudian melangkahkan kakinya. Ketika Nerra kekanan, cowok itu juga kekanan. Nerra kekiri, cowok itu juga kekiri. Nerra kekanan, Cowok tadi juga kekanan. Akhirnya Nerra berhenti, dan cowok itu berhenti.
“hehehe…” Nerra hanya bisa tertawa lagi.
“kamu mau kemana?” tanya cowok tadi.
“UKM tari Kak.”
“UKM Tari ada disebelah sana.” Kepalanya mengarah kebelakang Nerra.
“Oh, iya. Lupa kak.” Nerra tersenyum maksa.
Dia membalikkan tubuhnya. Dan tepat didepannya ada cewek-cewek senior kempo. Mereka melihat kejadian memalukan tadi.
“Mari kaaak…. “ Nerra tersenyum dengan terpaksa.
Dia mempercepat langkah kakinya. Hari ini benar-benar hari sial untuknya. Kenapa semua kejadian tadi terjadi padanya.
“jangan bilang, nanti aku bakal kena sial lagi!”
---.----
Keluar dari ruangan tari membuatnya malas untuk berjalan. Terlebih lagi ketika dia harus berjalan melewati ruang kempo. Kenapa tepat disebelah pintu keluar. Ini terasa tidak adil baginya. Seharusnya setiap ruang harus diberi pintu yang langsung keluar tempat ini. Jadi bisa menghemat waktu mahasiswa.
Nerra berjalan dengan perlahan. Memastikan bahwa kondisi disekitar tempat itu aman. Setelah memastikan bahwa tak ada satu pun anak kempo yang berkeliaran ditempat itu. Nerra mulai mempercepat langkah kakinya.
Ketika berada tepat disamping ruang kempo, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Dia langsung mempercepat langkah kakinya. Nerra berharap segera sampai dipintu keluar. Matanya hanya terfokus pada pintu ruangan tersebut. Dia setengah berlari. Ada 5 buah anak tangga yang harus dia lewati. Namun, sosok dibelakangnya semakin dekat. Nerra mengacuhkan anak tangga didepannya itu. keinginannya hanya satu, segera keluar dari tempat terkutuk ini.
Satu, dua, tiga, empat, anak tangga terlalui. Dan sialnya dianak tangga terakhir dia terlalu buru-buru dan kakinya belum sempurna mendarat di tangga terakhir.
“Awwwwh…..” dia terpleset.
Dengan sigap, sosok yang berada dibelakangnya tadi menolongnya. Bukannya jatuh di lantai, tapi Nerra jatuh dipelukan cowok itu.
Matanya masih tertutup karena ketakutan.
“hmmm… kenapa ga sakit?” pikirnya dalam hati. Dia baru menyadari bahwa ada sesuatu hal yang tidak beres.
Nerra perlahan mulai membuka matanya. Dia tak bisa melihat apa-apa. Dia hanya bisa melihat kain putih tepat berada didepan mukanya.
“hah…. Ini apa?” dia tertegun untuk beberapa saat.
“deg…deg…deg…. Ini suara apa?” Dia mendengar suara hembusan napas. Dan dia mulai menyadari bahwa dia tepat berada dipelukan seseorang yang menyelamatkan hidupnya.
Dengan perlahan gadis itu membaliknya mukanya. Sekitar 5 cm didepannya, dia melihat sepasang mata. Mereka saling bertatapan.
“waoowww…. Ini cowok cakep banget” Nerra terpesona dengan wajah cowok yang menyelamatkannya itu.
5cm didepan mata Nerra ada seorang cowok yang wajahnya kecil, poni diatas alis mata, rambut diikat, pandangan mata yang dingin, dan keringat yang bercucuran. Sumpah ini cowok keren banget.
Berkali-kali dia mengedipkan matanya, untuk meyakinkan bahwa semua ini bukanlah mimpi. Setiap kali dia mengedipkan mata, cowok itu masih ada didepannya. Jadi ini bukanlah mimpi disore hari.
“apa yang harus aku lakukan?” tanyanya dalam hati. Dia bisa mati kalau seperti ini terus.
“hehehe….” Nerra hanya bisa tertawa kaku dihadapan mata cowok itu.
Akhirnya cowok itu membangunkan Nerra. “Kamu ga apa-apa kan?” tanya cowok itu.
Nerra hanya menggeleng-ngelengkan kepalanya. Mukanya jadi merah. Dia sangat malu dengan kejadian tadi. Tanpa berkata sepatah katapun dia langsung pergi meniggalkan cowok tadi.
“Huh…. Kenapa hari ini aku sial banget!. Memalukan….!” Nerra menutupi wajahnya dengan kedua belah tangannya.
“huhm, gadis aneh!” kata cowok tadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline