Mahasiswa PMM UMM Membawa Sensasi Pisang Goreng Sulawesi ke Merjosari
Tingginya angka urbanisasi di Kota Malang menyebabkan banyaknya pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Para perantau ini sering kali merindukan masakan khas dari kampung halaman mereka. Hal ini terutama berlaku bagi perantau yang berasal dari Sulawesi, yang jarang memiliki kesempatan untuk pulang, baik karena tuntutan studi maupun pekerjaan.
Selain jarak yang cukup jauh hingga berbeda pulau, harga tiket pesawat yang mahal kerap menjadi kendala bagi mereka untuk pulang kampung saat masa libur tiba. Akibatnya, para perantau Sulawesi di Malang selalu mendambakan cita rasa masakan tradisional dari daerah asal mereka.
Salah satu kuliner tradisional yang populer di kalangan masyarakat Sulawesi adalah pisang goreng sambal. Kehadiran makanan ini di Malang melalui pasar penjualan tentu dapat menjadi pengobat kerinduan bagi perantau asal Sulawesi terhadap kampung halamannya.
Dengan tujuan tersebut, kelompok 108 Gelombang 5 PMM Bhaktiku Negeri UMM yang beranggotakan 5 mahasiswa yaitu Adilah, Nila Agustin Prianti, Nilla Mery Handayani, Maskadinah, dan Via Nohansha Omi, di bawah bimbingan Ibu Dr. Muslikhati, SE., ME selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), memperkenalkan pisang goreng sambal kepada ibu-ibu di RW 12 Kelurahan Merjosari. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu 11 Agustus 2024 di Balai RW 12 Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Maka dari itu, untuk memperkenalkannya, kelompok PMM 108 mengadakan kegiatan memasak bersama dengan ibu-ibu RW 12 Merjosari. Dengan harapan bisa menjadi ide untuk membuka usaha baru dengan menjual pisang goreng sambal ini.
Pisang goreng yang diperkenalkan terdiri dari 2 macam yaitu pisang goreng kipas & sanggara peppe' (Pisang goreng geprek) yang mana keduanya dimakan dengan sambal terasi. Yang membuatnya menjadi khas Sulawesi adalah karena cara memakan pisang goreng tersebut yang menggunakan sambal.
Pisang peppe memiliki keunikan tersendiri, yaitu dipenyet atau digeprek setelah melalui proses penggorengan setengah matang dan setelah digeprek barulah digoreng kembali hingga matang. Sementara itu, pisang kipas hanya digoreng satu kali dan dilapisi adonan tepung. Dari segi rasa, kedua pisang goreng ini menawarkan cita rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan pisang goreng pada umumnya, yang cenderung manis. Dikarenakan pisang yang digunakan yaitu pisang mengkal bukan pisang yang sudah masak.