Lihat ke Halaman Asli

Nila Rositah

Universitas Muhamadiyah Sidoarjo

Kisah Seorang Kakek Yang Kehilangan Rumah Dan Ternaknya

Diperbarui: 27 Oktober 2023   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Srikan (50 th) hanya bisa duduk termenung di tepi jalan. matanya nanar, nafasnya sesak menyaksikan setiap bagian dari rumahnya dilalap  si jago merah. Pikiranya berkecamuk mengingat rumah yang dibangun dari hasil jerih payah selama bertahun-tahun sebagai buruh habis terbakar.

Srikan, pria paruh baya dari Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan yang terpaksa kehilangan tempat tinggal karena musibah ini. Kebakaran hebat terjadi pada, Jum'at (8/9/2023) WIB. Petang itu, di saat orang-orang tengah bersiap menjalankan ibadah sholat maghrib tiba-tiba dikejutkan oleh suara teriakan Srikan, "Kebakaran...tolong..kebakaran". Sontak seluruh warga di sekitar menghentikan semua aktifitasnya dan berbondong-bondong membantu memadamkan api yang mulai merambat besar dengan bantuan alat seadanya.

Api mulai terlihat dari bagian belakang rumah Srikan yang diduga berasal dari tungku tradisional yang belum sepenuhnya padam, Srikan menyaksikan sendiri dengan rasa takut. Kaget bukan main karena dilihatnya adalah gumpalan api besar yang bergerak cepat menghanguskan apa saja yang ada di hadapannya. Awan memerah, kepulan asap tebal membumbung tinggi di langit bersamaan dengan hari yang mulai malam.

Rupanya, tidak cukup rumahnya saja yang habis dilalap api, kandang yang berisikan 2 ekor sapi miliknya pun turut terbakar, sapi-sapi yang telah dirawatnya bertahun-tahun dan menjadi mata pencaharian utama Srikan terpaksa harus ia relakan dengan berat hati.
"Harusnya cukup untuk dijual nanti ketika idul adha. Tapi mau bagaimana lagi, musibah".

Kini, rumah yang telah ditinggalinya selama puluhan tahun itu hanya tinggal puing-puing nya saja, karena dalam 4 jam api baru bisa dipadamkan. Namun di tengah kalut pikirannya ia masih bisa berusaha ikhlas menerima apa yang terjadi.
" Yang penting saya dan keluarga masih diberi keselamatan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline