“Rusaknya Banten Akibat Sang Koruptor “
Oleh : Nila Nurmala Dewi
Banten dikenal dengan agama islam yang kental, Banten merupakan pusat kesultanan, pada abad ke-5 Banten merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara selain itu Banten merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, pada abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu perniagaan penting di Asia.
Banten memang kaya, banyaknya peninggalan sejarah dari jaman penjajahan jepang, ragam peninggalanya mencerminkan tingginya peradaban nenek moyang kita, Banten itubersosok Sultan Ageng Tirtayasa ia pernah memaksa rakyatnya untuk membangunan jalan 1000 kilometer demi Bantenya itu, Sultan Ageng Tirtayasa merupakan penguasa di banten, Sultan Ageng Tirtayasa menjalankan pemerintahanya dengan penuh perjuangan, pada masa pemerintahanya, Banten mengalami masa kejayaan terutama dalam bidang perdagangan dan penyebaran agama islam.
Banten semakin berbeda, Banten berada di tangan yang salah, Banten berada dalam kekuasaan politik dinasty atau yang disebut politik keluarga, dengan range waktu 13 tahun gubernur banten sudah menjadi pimpinan tertinggi di Banten semenjak menjadi wakil gubernur,sebelumnya banten sudah mempunyai kasus korupsi sehingga menyebabkanlengsernya gubernur yang lalu, dengan dugaan kasus korupsi sehingga dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa wakil gubernur secara langsung akan dinaikan jabatanya ke kursi gubernur, sisi politik kenaikan jabatan gubernur yang baru sangat tercium busuknya, ayah gubernur sendiri notabane jawara yang di takuti di Banten, bahwa dialah yang berusaha untuk mendapatkan kursi kuasa “ gubernur” di Banten dengan mudah.
Yang menjadi kejanggalan di Banten adalah gubernur beserta keluarga berdominasi mendapatkan posisi-posisi yang strategis di Banten, yang dapat di curigai dengan hadirnya mereka adalah kejahatah keluarga “NEPOTISME” inilah yang dinamakan BAU-BAU politik.
Secara hukum ia memiliki beberapa case yang cukup kotor, terkait dugaan tindak korupsi dan pencucian uang. Salah satunya adalah dana hibah, Banten dapat kucuran dana hibah sebesar 340M. Setelah itu dana hibah ini di alokasikan( di kirim )ke lembaga lembaga yang fiktif,dugaan dari dana tersebut di gunakan untuk memberangkatkan haji ke beberapa pengusaha dan tokoh-tokoh di Banten, pencitraanya supaya pengusaha pengusaha dan tokoh-tokoh tersebut tetap mendukungnya. Mengapa bukan rakyat pedalaman yang miskin di pedalaman Banten, inilah BAU-BAU politik di BANTEN.
Berbicara tentangkorupsi di banten itu sangatlah panjang tidak akan berujung karena korupsi di banten ini sudah menjadi gumpalan gumpalan atau elemen elemen yang sulit untuk di bubarkan, efek samping dari kecurangan ini adalah berdampak pada rakyatnya sendiri,serta rusaknya Banten dikarnakan pemimpinya.
Banten adalah profinsi yang sangat benafit tetapi mengapa pembangunanya kalah kelah dengan provinsi provinsi yang terbelakang bahkan banten juga klah dengan profinsi profinsi yang hanya mendapatkan pemasukan dari bidang pertnian saja. Mengapa nasib banten ini menjadi seperti ini, yang awalnya sangat percaya dengan gubernurnya.
Banten menduduki kepada yang salahnya, yang salah adalah pemimpin itu telah menyalah gunakan kepemimpinanya untuk sebuah kepentingan keluarga,yaitu untuk memperkaya diri, memakmurkan keluarganya. Dan mungkin baginya rakyat itu tidaklah penting.
Banten sengsara, Banten menangis, pengangguran merajalela, mereka banyak tinggal di pepinggiran bahu jalan yang tidak layak untuk dihuni, Banten tidak indah yang indah hanyalah kerajaan gubernur banten, sebuah istana untuk kerajan, sebuah tahta pewaris kerajaan, limpahan harta yang menjamin kehidupan mereka sampai tujuh turunan, sungguh kontras dengan rakyatnya.
peringkat ke 10 besar gizi buruk seindonesia dan pendidikan terkorup ke 5 se indonesia. Maka dari itu politik dinasti yang dilalukan oleh gubernur banten adalah sangat menyengsarakan rakyatnya. Inikah yang disebut banten sudah maju dan banten pintar? Tidak, sangat salah besar dan jika kita hanya mengharapkanperubahan pembangunan sebuah daerah hanya dari satu keluarga yang sedang memperkaya diri dan yang ingin menjadi penguasa yang berkuasa, jika kita hanya mengaharapkan itu rugi besar karna rakyat telah tertipu oleh caranya yang lembut. Memang mereka terpilih secara demokrasi yang SAH bahwa terpilihnya mereka adalah hasil suara masyarakat itu sendiri. Untuk itu kembali yang mewah, keluarga yang indah, sanak saudara yang sudah terjamin kehidupanya sampai turunan ke tujuh, kursi kursi kerajaan yang bertahtakan berlian, sungguh amat kontras dengan rakyatnya.
Dunia politik di banten ini sudah menjadi sebuah kerajaan, serta akibat jawara yang sudah kental terhadap daerahnya, yang mungkin sulit untuk di bubarkan, sebenarnya kita tidak bisa semata mata menyalahkan politk dinasti di banten, karena segala sesuatunya kembali kepada pemimpinya yaitu presidenya mengenai masalah politik dinasti di indonesia, ketika presiden menjadi panutan rakyatnya dan ternyata mencontohkan hal yang sama, mereka juga memiliki dinasti kepemerintahan untuk memakmurkan keluarganya. Tapi bukan berarti dinasti gubernur banten itu di benarkan hanya saja kita sebagai rakyat harus lebih cerdas untuk memilih pemimpin yang baik. Dan dapat membenahi segala bentuk kedinastian yang di tata rapih, kita juga harus berani mengambil sikap berani ntuk berpendapat untuk mengungkap subuah kebenaran.
Maka untuk ini kita telah tahu bahwa politik dinasti gubernur banten sedang goyang tertimpa masalah marilah kita banten untuk segera bangkit untuk berbenah diri supaya masyarakat banten tidak ada yang sengsara supaya rakyat banten makmur dan sejahtera, dan jika ingin membenahi segala bentuk kedinastian yang terjadi di setiap daerah maka benahi terlebih dahulu sistem pemerintahan pimpinanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H