Lihat ke Halaman Asli

Nilam Sari

Bunga yang tumbuh di tengah jurang

Terselip Hoaks di Balik Covid-19, Peran Komunikasi Pemerintah Sangat Penting.

Diperbarui: 13 April 2020   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bima, 13 April 2020. Pukul 07:55 WITA

Penulis Nilam Sari

Dewasa ini, dunia sedang gencar dengan wabah yang berasal dari salah satu negara super power di dunia, yah tepat itu adalah China. Virus yang pertama kali menyerang dan membunuh 2000 jumlah penduduk di Negeri Tirai Bambu, Wuhan (Kompas,2/4/20). Penyebaran Virus ini sangat cepat dan mematikan, dalam waktu cukup singkat virus ini menyebar kebeberapa negara bahkan sekarang sudah menjadi perbincangan dunia. Wabah ini telah menyebar ke-lebih dari 170 negara di dunia dengan sebagian besar masalah ringan. Itali adalah negara yang persentase sangat tinggi masyarakatnya terinfeksi virus tersebut (Kompas,30/3/20).

Di negara +62, ada dua kasus virus corona yang resmi di umumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa, (2/3/2020) dan saat itu Indonesia tercatat dalam peta persebaran Virus Corona (dikutip dari kompas.com). Semakin hari semakin menyebar dan 19 kabupaten/kota sebagian wilayah jawa tercatat zona merah corona (DetikNews,1/4/20).

Namun dibalik itu, orang-orang yang mau mengambil keuntungan memanfaatkan momen ini dengan menyebarkan berita atau informasi hoax, tentunya sangat meresahkan masyarakat setempat. Komunikasi dianggap penting ditengah situasi pandemik Covid-19 di Indonesia termasuk Bima-NTB. Hilir mudik informasi, membuat masyarakat rentan mengonsumsi informasi yang tidak valid. Seperti diinformasi mengenai virus yang berdampak kepada perilaku masyarakat seperti aksi panic buying.

Pakar Komunikasi Universitas Islam Bandung Muhammad Fuady mengatakan, informasi palsu atau hoax banyak menyebar di masyarakat. Menurut dia, dalam kondisi krisis, penyebaran informasi hoaks semakin massif. Sementara itu, publik berada dalam situasi yang dinilai tidak jelas dalam mengkonsumsi informasi terkait covid-19. “Dan sumber informasi yang paling mudah diakses adalah media sosial. Sayangnya kebiasaan mengonsumsi informasi tanpa melakukan cek dan ricek membuat netizen potensial terpapar hoaks,” sebut dia.

Fuady menyebutkan, kemasan hoaks yang beredar bermacam-macam. Bisa dari sebuah kelakar namun berujung serius. Seperti hoaks yang pernah beredar mengenai produk ponsel asal Cina yang dapat menularkan virus Corona covid-19.

Menurut Fuady, pemerintah di Singapura sangat ketat dalam urusan mengelola informasi publik terutama mengenai covid-19. Sehingga masyarakatnya terhindar dari pengaruh berita palsu. Ketatnya informasi yang dikelola Singapura tersebut untuk mencegah terjadinya ketakutan dan kepanikan yang berlebihan di masyarakat. “Takut dan panik bisa merusak banyak hal, tidak saja dari ekonomi tapi psikologis.

Karena itulah pemerintah sangat berhati-hati dalam menyebarkan informasi,” kata Tatiana Gromenko, pendiri SGB, digital platform yang khusus membahas tentang Singapura bagi pelancong asal Indonesia.
Meski demikian, kata dia, informasi yang disampaikan tetap terbuka dan akurat. Dia mengungkapkan, dalam pengelolaan informasi di Singapura, data yang dibagikan ke masyarakat sudah melewati proses verifikasi ketat. Tatiana menambahkan, keterbukaan informasi di Singapura tentang Corona memungkinkan publik untuk mengetahui di mana klaster-klaster yang beresiko tinggi, namun tentu dengan tetap merahasiakan identitas pasien. “Misalnya riwayat kontak dan penularan. Termasuk setiap kasus penyembuhan juga diumumkan, (Liputan6.com).

Dalam kondisi krisis seperti ini, penyebaran informasi hoax terkait data positif terinfeksi virus corona dan pencegahannya semakin massif, publik juga dinilai tidak jelas dalam mengkonsumsi informasi terkait Covid-19. Padahal, kebenaran informasi merupakan acuan penting bagi Masyarakat di tengah maraknya Covid-19 dan media sosial adalah salah satu bentuk yang mudah di akses oleh Masyarakat.

Peran komunikasi ini sangat penting dan sama pentingnya dengan penanganan Covid-19 karena semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi informasi hoax maka ini akan berdampak pada keamanan dan kenyamanan masyarakat ditengah maraknya wabah virus tersebut. Pemerintah juga harus menjadi garda terdepan untuk menangani informasi hoax, seperti menerapkan sistem informasi satu pintu, sehingga data tersebut sudah valid karena sudah melalui tahap verifikasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline