Orang dewasa sering kali melakukan aktivitas yang membuat dirinya bahagia. Beberapa dari mereka cenderung suka menyembunyikan apa yang mereka rasakan dengan mengekspresikan diri. Berbeda dengan anak yang mudah mengekspresikan emosinya melalui perilaku. Tentu hal ini sangat bisa ditebak, orang tua cenderung memperhatikan apa yang dilakukan anaknya. Misalnya saja ketika mereka sedih, mereka menangis dan tertawa ketika mereka bahagia.
Namun, seringkali orang tua tidak menyadari bahwa anaknya terlalu agresif. Misalnya, anak yang sedang marah-marah ditinggal sendirian oleh orang tuanya akan sangat terbiasa dengan sikap tersebut. Kebiasaan ini tentu saja akan mempengaruhi kesehatan mental mereka. Sejak saat itu, anak akan mudah marah dan hal ini merupakan sikap normal orang tua.
Cara Mengenali Mental Anak
Keterampilan psikomotorik anak juga menjadi salah satu ciri yang harus diperhatikan. Anak-anak dan orang dewasa mempunyai perkembangan psikomotorik yang berbeda. Perkembangan psikomotorik yang normal akan disesuaikan dengan usia anak. Hal ini ditunjukkan melalui tindakan moral yang baik dan buruk. Jika ada yang tidak beres, segera periksakan.
Selain itu, mengenali perasaan diri sendiri dan sikap peduli terhadap orang lain juga bisa menjadi pertimbangan saat berbicara dengan Kesehatan Mental. Anak yang tidak bisa mengendalikan diri saat emosi membutuhkan perhatian lebih. Ketika anak tidak mencapai apa yang diinginkannya, ada baiknya orang tua memberikan bimbingan untuk membantu psikologi anak berkembang kembali.
Terdapat ciri-ciri yang perlu diperhatikan oleh orang tua untuk mengenali kesehatan mental anak. Tanda anak yang memiliki mental kuat cenderung memiliki hubungan yang terbuka dengan orang lain. Anak yang tidak terbiasa berkomunikasi akan mempengaruhi kesehatan mentalnya, meski tetap berkomunikasi dengan orang tuanya. Namun berbeda dengan anak yang berintegrasi dengan dunia luar.
Cara Membangun Mental Anak
Terdapat enam cara dalam artikel ini tentang bagaimana membangun mental anak dengan efektif, berikut pembahasannya:
1. Komunikasi Terbuka dan Mendengar Aktif
Orang tua harus selalu aktif ketika mendengarkan perasaan dari sang anak, selain itu juga diperlukan adanya komunikasi yang terbuka. Berikan sang anak ruang untuk mengekespresikan diri sebebasnya, hal ini bertujuan untuk mengajarkan kepada mereka agar selalu bersikap terbuka dalam kondisi apapun.
2. Tanamkan Keterampilan Pengelolaan Emosi
Salah satu hal yang dapat membangun mental anak adalah dengan adanya keterampilan dalam mengelola emosi. Bantu anak untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Ajarkan teknik - teknik tertentu yang dapat membantu anak untuk mengelola emosinya, seperti: meditasi, pernapasan dalam, serta yoga.
3. Dorong Empati dan Pengertian
Ajarkan anak untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Libatkan mereka dalam kegiatan sosial atau sukarela untuk mengembangkan rasa empati. Hal ini bertujuan agar anak mampu untuk mengenali kondisi sekitar, yang kemudian dapat menumbuhkan mentalitas secara berkesinambungan.
4. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung dan Positif
Pastikan lingkungan di rumah adalah tempat yang aman dan mendukung bagi anak untuk tumbuh dan belajar. Hindari kritik yang berlebihan dan fokus pada pujian serta dukungan. Berikan anak lingkungan yang benar - benar membuat mereka nyaman. Selalu hargai apa yang telah mereka capai.