Lihat ke Halaman Asli

Empati Bocah Timpang

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4:5) Seorang anak lelaki kecil sedang duduk di luar pagar di sebuah taman kota yang luas sambil memegang seekor burung kecil yang patah sayapnya. Seorang nyonya yang ramah datang mendekat dan bertanya, “Nak, bolehkah saya membawa burung ini ke rumah dan memeliharanya hingga sehat kembali? Saya berjanji akan mengembalikannya ke taman ini bila ia sudah sembuh dan dapat terbang lagi.” Bocah kecil itu berpikir sejenak. Kemudian katanya, “Jika Nyonya tidak keberatan, saya akan merawatnya sendiri.” Ia berhenti sejenak dan menambahkan, “Karena, Nyonya tahu, saya memahami masalah yang dihadapi burung ini.” Wanita itu tidak begitu mengerti apa yang dimaksudkannya. Maka bocah ini bangkit berdiri. Kemudian wanita itu melihat bahwa kaki kanannya terbalut gips. Karena ia timpang, ia memahami penderitaan yang dialami burung itu. Biasanya kita lebih peduli kepada sesama, karena kita juga mengalami hal yang sama. Lalu bagaimana dengan semua kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita, tidakkah itu membuat kita punya alasan untuk bisa berbagi dengan orang lain? Semestinya, kita orang yang berdosa yang mendapat kasih karunia, menikmati anugrahNya dengan berbagi dan bukan berdiam diri saja melihat sekeliling kita. Seyogyanya, kita bisa berbagi dengan orang lain. Bukan hanya teori namun biarlah dari kebaikan yang kita nyatakan kepada orang lain, mereka dapat melihat Yesus yang hidup dalam diri kita. [NO]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline