Lihat ke Halaman Asli

Rendahnya Wawasan Islam dan Kebangsaan di Kalangan Remaja

Diperbarui: 14 Oktober 2018   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah Negara yang merdeka pada tanggal 17-agustus-1945, Banyaknya pejuang yang gugur dimedan perang demi Indonesia dan akhirnya mencapai kemerdekaan, maka dari itu, dalam suatu Negara sangat membutuhkan penerus bangsa yaitu kalangan remaja, remaja adalah kalangan muda yang sudah mengalami kematangan emosional, sosial dan pastinya memiliki potensi yang tinggi. 

Ada pepatah mengatakan"remaja ibaratkan botol yang kosong, jika diisi dengan air bersih maka akan penuh dengan air bersih, namun sebalikya jika di isi dengan air kotor maka botolnya akan terpenuhi dengan air kotor". 

Dan pada zaman sekarang ini, Indonesia sedang dilanda isu-isu Indonesia adalah islam hal ini akan memunculkan beberapa  probelamtika. M.Zidni Nafi' menjadi islam, menjadi Indonesia hal 26 "Islam Indonesia telah melahirkan wajah baru yang sangat sulit untuk diuraikan seperti munculnya pertanyaan"sebenarnya mana islam, mana pemahaman islam, mana umat islam, mana lembaga keislaman, kalau islam ya islam tidak boleh mengatakan itu bid'ah. 

Dan probelamatika tersebut memacu remaja yang masih minim tentang agama untuk mengetahuinya, tapi dengan cara yang kurang tepat berbeda dengan zaman dahulu yang berguru langsung dengan ahlinya yaitu kyai. Maka muncullah wajah golongan yang berijtihad mengatasnamakan islam seperiti, Syiah, ISIS(Islamic State of Iraq and Syiria) dan yang mudah terjebak dalam golongan ini adalah kalangan remaja.

Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut yaitu:

  1. Lunturnya moral dan akhlak
  2. Mudah menerima berita hoax ( ketidak benaran suatu informasi )
  3. Terlalu individualisme
  4. Minimnya kondisi ekonomi
  5. Dan rendahnya pendidikan

Banyaknya kalangan remaja yang menjadi target bagi golongan radikalisme untuk menjadi pelopor dalam tindakannya tersebut, maka  muncullah pertanyaan  kenapa yang menjadi target hanya kalangan remaja? sebenarnya bukan hanya golongan remaja saja tapi kyai, ulama dan pelopor agama pun menjadi targetnya, tetapi remaja yang menjadi sasaran yang mudah.  

Karena pemikirannya masih labil dan kadang  ilmunya tentang agama dan kebangsaan masih minim. Oleh karena itu kita sebagai penerus bangsa dan agama harus mempunyai strategi atau benteng agar tidak mudah tergoyahkan dengan hal seperti itu. Sehingga muncullah wajah baru yang bisa merubah dunia menjadi damai dan lebih baik.

Adapun strategi  bagaimana menghadapi kerasnya dunia:

  1. Memperbanyak kegiatan yang positif seperti: mendengarkan pengajian, diskusi, dan  bakti sosial
  2. Mendekatkan diri kepada Allah
  3. Menjadi diri yang peka terhadap sosial
  4. Memiliki sikap nasionalisme
  5. Cinta damai

Dengan beberapa trik tersebut maka kita sebagai remaja  dapat melaksanakan trik diatas. Indonesia akan terhindar dari probelimatika yang terjadi saat ini, Indonesia adalah Negara pancasila  bhineka  tunggal ika berbeda tapi tetap satu jua, dan meskipun kita berbeda khas, budaya dan agama tapi kita tetap Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline