Lihat ke Halaman Asli

Budaya Keselamatan di Tanah Para Raja

Diperbarui: 7 Juli 2018   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutaginjang, Tapanuli Utara (dokpri)

Ini adalah tanah raja, warisan para leluhur kami. Semua kami, tanpa terkecuali, selama masih menyandang marga pemberian turun-temurun adalah bagian dari keturunan ningrat. Kami punya cara untuk menghormati satu sama lain dalam posisi kami sebagai raja.

Kami adalah raja ketika harus memberikan bimbingan, petunjuk, berkat kepada kaum perempuan dari marga kami. Kami pun sebagai pihak perempuan, bersikap sebagai raja ketika melayani tuan-tuan raja marga kami. Dan kami sebagai sesama pihak laki-laki dalam marga yang sama, harus saling menjaga perasaan demi kebaikan bersama. Indahnya hidup sebagai keturunan raja.

Namun, dalam kenyataannya, sikap sebagai raja masih belum sepenuhnya kami praktikkan dalam kehidupan kami sepenuhnya. Kami masih menyisakan partisi ketika harus bersikap sebagai raja dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan raja yang penuh tanggung jawab, baik atas dirinya maupun orang lain seharusnya tercermin ketika kami berada dalam situasi apa pun.

Apa yang baru terjadi di Tanah Para Raja beberapa waktu ke belakang ini adalah duka mendalam bagi segenap keturunan raja. Sebagai keturunan raja, seharusnya kami memperhatikan keselamatan ketika akan melakukan perjalanan. Kami harus pastikan segala sesuatu dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Kapasitas yang tersedia harus sesuai desain, cuaca ketika akan melakukan perjalanan harus dalam kondisi yang diperbolehkan, antisipasi terhadap resiko perlu juga dipertimbangkan.

Ketika hal buruk yang terjadi, semua menanggung akibatnya. Pamong yang seharusnya bertugas sebagai penjaga aturan telah lalai. Penyedia jasa sebagai pihak yang memanfaatkan keadaan untuk menambah pundi-pundi pemasukan. Para penikmat jasa pun abai terhadap faktor-faktor keselamatan, pun mungkin lebih menekankan pemenuhan kebutuhan akan jasa cepat tercapai.

dokpri

Apa yang terjadi adalah rendahnya kebudayaan akan keselamatan di tanah para raja ini. Faktor keselamatan belum menjadi prioritas ketika melakukan segala kegiatan di tanahnya. Peringatan-peringatan tentang keselamatan masih hanya sekedar simbol yang tidak bermakna. Prinsip-prinsip keselamatan hanya sekedar slogan administrasi, bukan untuk diimplementasikan. Selama hal-hal yang sudah dilakukan meski tidak sesuai dengan prinsip keselamatan berjalan aman, kebiasaan itu akan dirawat. Dan tinggal menunggu ketika risiko besar yang terjadi.

Budaya keselamatan di tanah para raja harus mulai ditanamkan lagi. Slogan-slogan yang sudah ada harus diulang-ulang supaya menjadi perhatian bersama untuk kemudian bisa dilaksanakan. Sikap seorang raja adalah menghargai dirinya dan orang lain. Apapun yang dilakukan, seorang raja selalu bersikap mengutamakan kehormatan.

Jangan enggan berkunjung ke tanah kami para raja. Kami sejak saat ini hingga ke depan akan memupuk budaya keselamatan dalam segala aktivitas kami. Kami para keturunan raja hidup dengan sikap yang tidak akan mengulangi kekalahan kami atas kemiskinan budaya yang pernah kami tampilkan. Mari datang dan lihat bagaimana kami menyambut para tamu-tamu raja dengan cara yang mulia.

Salam dari Tanah Para Raja.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline