Lihat ke Halaman Asli

Duet Ideal Presiden dan Wakil Presiden

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ayo memilih (google)

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="ayo memilih (google)"][/caption] Pemilihan presiden tinggal menghitung hari. Tepat seminggu lagi, Indonesia akan memiliki gambaran siapa Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih. Sebelum betul-betul yakin dengan pilihan masing-masing, masih ada debat terakhir di tanggal 5 Juli yang membahas pangan, energi dan lingkungan. Namun, bagi sebagian orang, tentu debat itu tidak terlalu mempengaruhi pilihan mereka. Sudah banyak yang cinta mati terhadap capres dan cawapres yang ia dukung. Lalu apa lagi yang perlu diperhatikan lagi? Semua sudah terang benderang. Secara umum dapat digambarkan bahwa konstelasi pemilih terpolarisasi di dua kutub, yaitu kaum wong cilik dan kaum priyayi, kaum pecinta perubahan dan kaum yang susah move on, kaum pasukan berbayar dan kaum relawan dan masih banyak generalisasi lainnya. Segala sesuatu memang dapat mungkin terjadi bahkan di menit-menit akhir. Dukungan dari kaum partai petahana semakin menguatkan pola ini. Sebagai masyarakat awam, tetaplah waspada! Serangan-serangan sudah semakin gencar. Dari kedua pasang calon yang ada, sebenarnya kedua-duanya bukan merupakan pasangan yang ideal. Calon nomor satu adalah pasangan yang memiliki kemampuan berbicara yang mumpuni, sementara calon nomor dua adalah pasangan yang memiliki kemampuan berbuat yang mumpuni. Jadi yang paling ideal adalah keduanya tukar pasangan. Namun tidak memungkinkan lagi. Oleh karena itu, bila salah satu terpilih, diharapkan untuk periode kedua mengganti pasangannya.:) Nah, tahukah anda siapa presiden dan wakil presiden di negeri ini yang paling ideal? Bukan Bung Karno dan Bung Hatta, tetapi Gus Dur dan Mbak Mega, ini didasarkan pada pengakuan langsung sang presiden berbicara dalam pertemuan besar bisnis internasional yang diselenggarakan di Bali pada akhir tahun 1999. Dengan rileks Gus Dur mengatakan bahwa pasangan presiden dan wakil presiden saat itu merupakan yang paling ideal, karena presidennya tidak bisa melihat dan wakilnya tidak bisa berbicara. Sungguh sebuah pengakuan yang jujur namun nyeleneh dari seorang Gus Dur. Salam ideal:)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline