Lihat ke Halaman Asli

Bikin Lagu dan Melegendakannya

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana Ngulik

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasiana Ngulik"][/caption]

Saya penasaran dengan cara seniman-seniman menghasilkan karya terutama lagu-lagu yang tentunya bisa menjadi konsumsi banyak orang. Lagu sebagai sebuah bahasa universal menjadi sarana untuk bisa membawa pendengarnya masuk ke dalam roh lagu tersebut. Akan semakin dalam ketika menghayati lirik dan bahkan memahami sejarah terbentuknya lagu tersebut. Itu yang membuat seni mencipta lagu tidak akan matinya.

Penciptaan sebuah lagu tentu menjadi domain khas seorang seniman. Ibarat koki yang telah disediakan bumbu-bumbu masak, ia tinggal meracik bagaimana tujuh bumbu dasar (baca tujuh nada dasar) itu menjadi sebuah mahakarya yang sedap untuk dinikmati. Begitulah pencipta lagu memiliki resep masing-masing di dapur rekaman.
Tren belakangan ini sudah berbeda. Semakin banyak berbagi, semakin banyak menginspirasi dan diinspirasi. Mungkin ini yang menjadi alasan mengapa Kompasiana menghadirkan seorang pencipta lagu di Kompasiana Ngulik (Ngobrolin Lirik) pada hari Jumat, 13 Februari 2015 di studio Kompasiana Kantor Kompas Gramedia Palmerah Barat Lantai 6. Sang komposer yang diundang adalah Rega, mahasiswa Arsitektur ITENAS Bandung, yang sangat mencintai musik. Ia adalah jebolan kontes cipta lagu di tahun 2013 dan sampai sekarang masih aktif mencipta lagu dan juga sebagai penyanyi. Sebuah kombinasi yang pas sebagai seorang seniman musik.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasiana Ngulik bareng Rega dipandu Nadya Fatira (@nikomamora)"]

as

[/caption]

Dalam acara yang dipandu oleh Nadya Fadhira yang juga seorang pencipta lagu itu, Kompasianer diberi banyak informasi mengenai cara cipta lagu. Mulai dari membuat sebuah lirik, mengambil nada dan akhirnya menjadikannya sebuah lagu yang utuh dan siap dilempar ke label rekaman.

Dari pengakuan Rega, ia telah menciptakan lebih dari lima puluh lagu sejak masih SMA. Ia banyak terinspirasi dari masa-masa ababil terutama saat punya pacar. Kondisi-kondisi galau pun kerap kali menjadi sumber inspirasi untuk menulis lirik. Proses penciptaan lagu karyanya pun bervariasi. Terkadang ia mendapat inspirasi untuk menulis lirik terlebih dahulu, lalu kemudian membuat nadanya dengan gitar. Terkadang ia bermain dengan nada dulu, lalu kemudian akan membuat liriknya. Perkembangan teknologi saat ini pun cukup membantu untuk mencipta lagu terutama saat merekam nada-nada yang muncul seketika dan akan disempurnakan nantinya. Namun kebanyakan proses penciptaan lagu yang dilakukan oleh Rega dengan pulpen, kertas, dan gitar.

Pengalaman-pengalaman pribadi pun kerap kali menjadi sumber inspirasi bagi Rega, seperti lagu yang sudah dirilis oleh label alfarecord yang berjudul “Takkan Lagi”. Proses penciptaan lagu pun mempunyai waktu yang beragam, bahkan ia pernah membuat lagu hanya dalam hitungan menit. Dan itu langsung dapat dibuktikan ketika ia ditantang oleh seorang kompasianer yang membuat puisi spontan dan langsung dibuat nadanya. Tidak berapa lama, puisi tersebut pun menjadi sebuah bait lagu yang enak didengar.

Rega pun mengungkapkan bahwa puisi pun kerap kali menjadi sumber lirik yang bagus untuk dijadikan sebuah lagu. Tentu itu sangat menarik bagi para kompasianer yang sebagian besar senang menulis puisi. Bahkan, sepertinya bakal ada yang menjalin komunikasi lebih lanjut untuk kerja sama penulisan lirik. Sebuah momen yang sangat menguntungkan tentunya.

Di sela-sela acara, Rega tidak lupa untuk menghibur para kompasianer dengan suguhan dua lagu yang tentunya adalah hasil ciptaannya sendiri. Para kompasianer tentu sangat menikmati persembahan lagu tersebut dan meminta untuk tambahan lagu. Namun, karena keterbatasan waktu, acara pun dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Rega dan Ai, perwakilan dari Alfarecords.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Rega mempersembahkan lagu untuk Kompasianer (@nikomamora)"]

as

[/caption]

Sedikit flashback, perwakilan dari Alfarecord, label yang menaungi Rega tersebut, menceritakan bahwa Rega termasuk penyanyi yang unik dan komplit. Bisa menyanyi dan mencipta lagu, serta penampilannya juga menarik. Itu sudah terlihat sejak awal mengikuti kontes cipta lagu Meet The Labels tahun 2013. Awalnya Rega mengikuti kontes tersebut bersama band nya, tetapi karena kebijakan label, hanya Rega yang terpilih. Tentu semuanya dikaitkan dengan pesona dan kualitas seorang Rega. Prose rekaman pun dengan segera dilakukan dan tidak mengambil waktu yang cukup lama sebelum lagu tersebut dirilis ke publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline