Lihat ke Halaman Asli

Alasan Logis Sulit Mendapat Jodoh Suku Karo terutama Perantauan

Diperbarui: 11 Desember 2017   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hei Kompasiana, Kali ini Saya mau cerita tentang suku Saya. Saya mau berbicara tentang suku Karo. Oh iya mungkin banyak orang masih nggangep Karo itu Batak, ternyata Karoitu bukan Batak pokonya beda banget, dari bahasa, budaya, marga , pakain adat, dll. Okey sekarang lgsung aja ke topik sebenarnya :D

Teman Senina/Turang sabar yah kalau memang sulit nyari jodoh sesama orang karo. tongue emotikon hahaha nih Alasan logis yang berhasil saya kumpulkan:
Saya bagi jadi 3 filter untuk menemukan belahan jiwa dari kalaknta, yakni:
1) Tentu pasti sesama orang Karo;
2) Cocok antar Individu; dan
3) Tidak Melanggar adat istiadat.

Filter Pertama
Untuk tembus pada filter pertama saja, seorang jomblo karo sudah dihadapkan pada persoalan minimnya jumlah populasi suku Karo di Indonesia. Asal kalian tahu , saya liat di wikipedia suku Karo menurut sensus Sensus 2015 adalah 913.000 jiwa. Sedangakan sensus penduduk Indonesia tahun 2015 adalah 255 Juta jiwa. itu berarti karo cuman sekitar 0.357% dari total Indonesia.
nah, dari Total 0.357 % itu sudah termasuk semua jenis kelamin (pria dan wanita) , Agama, dan kelompok umur.
Logikanya, jika kam ingin mencari beda merga , nyari Impal, dan tentu dari lawan jenis,serta dengan rentang usia menikah (misalnya 18-35 tahun), maka peluang pasarnya jelas lebih kecil lagi.Dengan asumsi proposisi jenis kelamin di populasi suku karo bikinlah seimbang (0,179% pria dan 0,179% wanita), dan dikurangi sub suku Karo dan kelompok umur yang sama (misalnya, 0,25%), belum lagi dibagi nyari yang impal atau beda merga dan kelompok umurnya.. ahhh malas itungnya -__-
itu udah di Indonesia raya loh, belum lagi kam cuman mampu mencari di satu kota, Medan atau jakarta,, berarti jumlah itu harus dikurangin llagi grin emotikon. Belum lagi, kalau kam mencari yang seagama, ya, tinggal dikurangi lagi.... wkwkwk

okey , Kita masuk ke Filter Kedua
Seandainya dengan perjuangan luar biasa sudah lolos filter pertama, maka otomatis kam dihadapkan pada filter kedua yaitu, kecocokan antarpribadi.Berbeda dengan 2 filter pertama dan ketiga yang berasal dari luar diri ( external), filter ini adalah dari dalam diri ( internal). jadi prosesnya seperti pacaran mencari kecocokan satu sama lain baru deh memutuskan menuju ke Pelaminan.

Filter Ketiga
ADAT.... ini yang paling ribet
Seandainya pun sudah lolos kedua filter diatas, atau kata lain sudah mendapatkan pacar sesama karo, belum tentu akan mulus di filter Ketiga, yakni Adat.
Karna ini ribett trus panjang banget dan saya malas ngetiknya jadi saya copas deh di Wikipedia grin emotikon , yakni
1 Jenis-jenis Pernikahan
Dalam budaya Karo, ada beberapa jenis pernikahan,
yaitu:
A). Berdasarkan status dari pihak yang melakukan pernikahan, dapat beberapa jenis, yaitu:

*Gancih Abu (Ganti Tikar)
Gancih abu adalah suatu pernikahan seorang laki-laki menikahi saudara perempuan istrinya yang telah meninggal.

*Lako Man (Turun Ranjang)
Lako man adalah suatu pernikahan seseorang laki-laki menikahi seorang perempuan. Perempuan dalam pernikahan ini adalah perempuan bekas istri saudara atau ayahnya yang telah meninggal.Lako man sendiri memiliki jenis-jenis lainnya pula, yaitu:

 -Pernikahan Mindo Makan
Mindo makan adalah suatu pernikahan yang seorang laki-laki dengan perempuan bekas istri saudara atau ayahnya yang telah meninggal.

 -Pernikahan Mindo Cina
Mindo Cina adalah suatu pernikahan yang seorang laki- laki menikahi seorang neneknya dalam tutur suku Karo.Dalam tutur
suku Karo, yang dianggap nenek bukan hanya ibu dari ibu kandungnya.

 -Kawin Ciken
Kawin ciken adalah suatu pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang dahulu adalah istri dari ayahnya ataupun saudaranya.Namun, dalam jenis pernikahan ini,sudah ada perjanjian sebelum ayahnya atau saudaranya meninggal.
-Iyan
Iyan adalah suatu perkawinan seorang perempuan dengan
saudara laki-laki suaminya karena ia belum melahirkan
seorang anak laki-laki.

 -Piher Tendi atau Erbengkila Bana
Piher tendi adalah suatu pernikahan seorang perempuan
menikahi pamannya dalam tutur suku Karo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline