Lihat ke Halaman Asli

"Tanduk"

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Saya masih ingat ketika masih bekerja di kota Surabaya beberapa tahun lalu. Bersama teman saya, asal Aceh, makan di warung ikan segar, di daerah Sedati, Juanda.

"Mari mas, silakan masuk. Makan pake ikan apa?" tanya ibu setagah baya, pemiliki warung.

"Kakap merah, dua  bu."

"Tunggu ya, sabar. yang pesan cukup banyak."

Kami duduk di tikar, alias lesehan. Beberapa kali suara pesawat mengelegar diatas warung itu, seperti bunyi seng yang dipukul beramai-ramai.

Kira-kira 10 menit, "ini mas pesannya"

"terima kasih." sahut temanku.

Kami menikmati sajian ikan kakap nerah diiringi suara dangdut koplo, karena beberapa meter dari warung itu ada orang yang lagi punya hajatan.

"Buset! bang. udah habis nasi sepiring?"

"Lapar."

"Bu, tambah nasi ya?" suara dangdut koplo menghambat pendegaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline