Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Anggal

Hidup adalah perjuangan

Membatasi Waktu Anak dan Gawainya dengan Menciptakan Mainan Sendiri yang Kreatif

Diperbarui: 6 Agustus 2020   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Peranan orangtua sangat penting bagi kehidupan anak. Ketertiban dan kedisilinan serta komitmen tidak akan ada kalau anak tidak dilatih, tidak melihat model yang pantas dan layak ditiru atau diguguh. Model yang patut diguguh yang dekat dengan anak adalah orangtua. Betapa pentingnya keladanan orang dalam kehidupan anak sampai dilukiskan dalam pepata tua "Buah jatu tidak jauh dari pohonnya".

Pepatah tersebut kelihatan sangat sederhana, tetapi sarat makna. Makna terdalam dari pribahasa tersebbut mau menyatakan bahwa seluruh karakteristik anak, sikap dan tingkahlakunya sama dengan orangtuanya.

Manusia yang pertama dan utama yang dikenal anak adalah kedua orangtua. Seluruh sikap dan tingkah laku orangtua menjadi model bagi sikap dan tingkah laku anak seperti cara berbicara, etika sopan santun, kedisiplinan, loyalitas, komitmen. Penyatuan pengetahuan dan kelakuan, kata dan tindakan orangtua direkam secara utuh oleh anak. Kalau orangtua berkualitas bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Anak juga akan mengikuti hal yang sama.

Tanggung jawab moral  orangtua terhadap anak sangat tinggi bahkan melalpaui batas kemampuan orangtua. Orangtua dituntut bersikap dan bertingkah laku  yang patut diguguh oleh anak. Mewujudkan harapan tersebut membutuhkan perjuangan dan konsistensi dalam seluruh aspek kehidupan orangtua dapat membanggakan anaknya, menjadi contoh dan teladan sehingga menjadi tokoh panutan anak-anaknya.

Tugas orangtua bukanlah tugas yang mudah. Tetapi penulis yakin kalau orangtua memiliki kedisiplinan, keyakinan teguh,  komitmen yang tinggi, dan memiliki kerendahan hati untuk belajar dan terus belajar semuanya akan menjadi mudah karena dimudahkan oleh Tuhan. Sehingga orangtua menjadi contoh yang baik bagi anak-anak.

Oleh sebab itu Pengontrolan terhadap apa yang anak nonton, apa yang mereka mainkan dan berapa lama mereka bermain serta berapa lama mereka nonton, berapa lama mereka istirahat serta berapa lama mereka belajar. Semuanya harus dipantau dan dibatasi secara teliti dan bertanggung jawab.  Tetapi lebih dari itu, Orangtua harus membatasi diri sehingga menjadi contoh dan teladan yang baik bagi kehidupan anak. Namun demikian terkadang anak protes ingin nonton Youtube, main game online, dan membuat video TikTok sepanjang waktu dengan teman-temannya.

Pertanyaan saya adalah mengapa anak terus protes ingin nonton Youtube, main game online, dan membuat video TikTok sepanjang waktu dengan temannya? Bukan soal anak yang suka protes tetapi mengapa anak protes.

Menurut hemad penulis anak protes memberontak meminta sesuai dengan keinginannya karena orangtua menegakan disiplin waktu secara otoriter tanpa mengajak anak berdiskusi, dialog dari hati ke hati dan menjelaskan alasan secara detail mungkin kepada anak mengapa segala kegiatan dibatasi waktunya. Juga menjelaskan apa dampak masa kini dan masa depan bagi anak, bagi orangtua, bagi keluarga, bagi masyarakat, bangsa dan negara serta menunjukkan dampak bagi orang yang disiplin dan orang yang tidak disiplin dengan menunjukkan contoh nyata dalam kehidupan praktis terutama dalam kehidupan orangtua setiap hari. Kalau itu yang disampaikan kepada anak-anak kita, penulis yakin pasti anak-anak kita akan terima dengan pembatasan waktu tersebut. Kalau ada kesepakatan bersama baru diterapkan.

Selain membatasi waktu melalui kesepakatan bersama tersebut di atas, anak dan  orangtua berlomba menciptakan mainan sendiri sesuai dengan fasilitas yang ada, misalnya mainan tangkap nyamuk menggunakan botol plastik, bermain lempar mengenai sasaran, bermain mobil-mobilan dari botol plastik, bermain arena balapan menggunakan kardus, bermain pesawat terbang dari kertas, bermain tembak karet. Hasil temuan mainan anak harus disanjung dan dipuji. Bila perlu orangtua ikut bermain. Permainan-permainan  edukasi buatan sendiri tersebut dapat merangsang anak menjadi lebih kreatif dan mengasah kemampuan motorik anak.

Lebih jauh dari itu, anak diajak untuk ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan rumah atau tokoh, terlibat melayani pelanggan, mencuci pakaian, mengepel lantai, memasak tetapi harus bersama orangtua sesuai dengan kemampuan mereka.

Melalui pembatasan waktu yang disepakati bersama, kreativitas menciptakan permainan-permainan sendiri, terlibat dalam aktivitas di rumah sesuai kemampuan anak diharapkan anak tidak kecanduan nonton Youtube, main game online, dan membuat video TikTok sepanjang waktu dengan temannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline