Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Anggal

Hidup adalah perjuangan

Tanggung Jawab Anak Menghormati Orangtua dan Orang yang Dituakan di Tengah Kemajuan Teknologi Komunikasi

Diperbarui: 22 Juli 2020   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sikap dan tingkahlaku manusia terutama sikap menghormati orangtua atau orang yang dituakan sedikit tergerus sebagai dampak dari kemajuan teknologi komunikasi. 

Sadar atau tidak sadar menghormati orangtua atau orang yang dituakan merupakan kearifan lokal bangsa yang seharusnya bisa ditata atau dibiasakan mulai dari kehidupan keluarga. Dibiasakan dalam kehidupan anak mulai sejak kecil hingga dewasa. Sehingga sikap yang mulia ini mendara daging dalam kehidupan anak. 

Sikap menghormati orangtua atau orang yang dituakan merupakan tradisi warisan leluhur secara turun temurun. Warisan leluhur merupakan budaya kehidupan yang bermutu tinggi dan sarat akan makna.  Kearifan lokal yang kaya akan makna dan berdampak luas dalam kehidupan ini harus dipertahankan dan bilah perlu ditumbuhkembangkan  atau diwariskan kepada anak cucu secara turun temurun dari zaman ke zaman.

Sikap sopan santun menghormati orang tua atau orang yang dituakan sebenarnya ditumbuhkembangkan mulai dari menghormati orangtua kandung. Dibiasakan mulai dari rumah. Mulai dari sikap saling menghormati anak menghormati orangtua  mulai dari penggunaan bahasa yang tepat, sikap dan tingkahlaku yang pantas. Adik menghormati kakaknya atau sebaliknya kakak menghormati adiknya. Anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.

Kearifan lokal menghormati orang lebih tua atau orang yang dituakan mau mengungkapkan sikap rendah hati, loyalitas, ketaatan, tahu diri atau sadar diri. Lebih dari itu sebetulnya mau mengungkapkan kebanggaan dan penghargaan karena jasa-jasanya yang luarbisa membesarkan anak-anak, bertanggungjawab terhadap seluruh anggota keluarga. Lebih dari itu orangtua, kakek nenek adalah wakil Tuhan yang kelihatan. Itu sebabnya orang yang taat pada agama biasanya sangat menghormati orangtua atau orang yang dituakan.

Kearifan lokal yang demikian akan mempengaruhi sikap dan tingkahlaku terhadap pemimpin atau orang yang dituakan entah di lingkungan Rukun Warga, Rukun Tetangga sampai pada tingkat pimpinan yang paling tinggi seperti presiden dan para stafnya. Tahu menempatkan diri, tahu menggunakan bahasa yang tepat, bukan kerena mereka ingin dihormati tetapi sudah sepantasnya orangtua atau orang yang dituakan diletakan pada tempatnya.

Hidup manusia sesungguhnya ibaratkan tanaman padi yang ada di sawah. Biasanya padi yang paling subur adalah padi yang paling dekat dengan sumber air. Sumber air bagi anak-anak dalam keluarga adalah kakek nenek, dan kedua orangtua atau orang yang dituakan dalam keluarga termasuk nenek moyang yang sudah meninggal. Itu sebabnya menjelang hari raya atau moen-momen tertentu anggota keluarga pergi nyekar ke kuburang keluarga yang sudah meninggal.

Sumber air bagi masyarakat bangsa adalah  pimpinan pada level apa saja mulai dari tingkat Rukun Warga  (RW) sampai pimpinan pada tingkat yang paling tinggi bai yang masi hidup maupun yang sudah meninggal termasuk para pahlawan bangsa. Itu sebabnya orangtua, atau orang yang dituakan jangan dikerjain, jangan dihujatin, jangan diolok-olok. Kalau mau memberi masukan menggunakan bahasa yang santun dan bertanggungjawab. Karena semua kita adalah pemimpin. Sekurang-kurangnya memimpin diri sendiri.

Anak-anak dalam keluarga yang paling dekat dengan sumber air adalah mereka yang menghormati orangtua atau orang yang dituakan dalam keluarga. Mereka yang tahu berterimakasih atas jasa orangtua atau orang yang dituakan dalam keluarga. Itu sebabnya ketika kita menerima sesuatu dari orangtua orang yang dituakan atau dari siapa saja selalu mengucapkan terimakasih. Apa artinya terimakasih? Terimakasih berarti bersyukur kepada Tuhan yang sudah membantu saya melalui perpanjangan tanganNya (orangtua atau orang yang dituakan atau orang yang berjasa terhadap saya).

Maka manusia yang tahu berterimakasih adalah manusia yang sadar diri. Sehingga kesadaran dalam kearifan lokal kita menjadi sangat penting. Tahu diri, tahu menempatkan diri, tahu menggunakan bahasa yang sesuai pada tempat dan kesempatan yang tepat. Sehingga manusia subur seperti padi di sawah karena dekat dengan sumber air. Manusia yang dekat dengan sumber air biasanya lebih santun, lebih berkualitas, lebih banyak rejekinya, auranya lebih positif, selalu berpikir positif, berpikir moderat, merangkum bukan memecahkan.

Oleh sebab itu, kearifan lokal menghormati orangtua atau orang yang dituakan perlu ditumbuh kembangkan mulai dari keluarga, mulai dari hal-hal kecil, sederhana, jelimet dalam keluarga dengan memberi contoh dan teladan hidup yang selaras dengan kata dan perbuatan orangtua atau orang yang dituakan untuk mewariskan kearifan lokal kepada generasi muda. 

Itulah tanggung jawab moral generasi tua agar pantas menamakan diri sebagai orangtua atau orang yang dituakan di tengah kemajuan teknologi komunikasi. Sebaliknya anak menyadari posisinya dengan mendengarkan, merekam, memahami, menerima, bertemakasih dan bersujud syukur atas semua kebaikan dan kasih saya orangtua serta mengaplikasikan dalam realitas kehidupan nyata.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline