Dunia hiburan global, terutama bagi para pecinta K-Pop (Korean Pop), kembali diguncang berita yang menyedihkan. Moonbin, salah seorang member idol group Korean Pop atau K-Pop bernama ASTRO, ditemukan wafat di rumahnya, di distrik Gangnam, Seoul, pada tanggal 19 April 2023. Jasadnya ditemukan oleh manajernya dan kematiannya dilapokan oleh petugas Kantor Polisi karena bunuh diri.
Para fans tentu merasa terguncang oleh berita ini. Praktis, Moonbin menjadi satu dari sekian banyak kasus para selebritas atau anggota idol group Korea Selatan yang memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Sebelumnya tercatat nama-nama seperti Jonghyun, anggota idol K-Pop Shinee yang bunuh diri pada tahun 2017. Berikutya ada Choi Jin Ri yang bernama panggung Sulli, adalah seorang anggota idol K-Pop f(x) yang ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya pada tahun 2019. Tak lama, hanya sebulan setelah kematian Sulli, teman dekatnya dari kelompok idol Kara bernama Goo Hara, juga ikut mengakhiri nyawanya sendiri.
Selain kasus-kasus bunuh diri para artis K-Pop, masih banyak lagi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para selebritas, termasuk aktor dan aktris, atau musisi.
Melalui surat kabat The Guardian, Kim Dae-o melaporkan tahun 2020 bahwa selama 30 tahun terakhir, ia telah melaporkan kurang lebih 30 berita kasus bunuh diri yang dilakukan para selebritas di dunia hiburan Korea Selatan. Kasus bunuh diri di Korea Selatan sendiri secara umum sangat tinggi. Dae-o menjelaskan bahwa kasus bunuh diri laki-laki Korea Selatan melebihi negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) yang terdiri atas Australia, Austria, Belgia, Kanada, Chili, Kolumbia, Kosta Rika, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman dan Yunani.
Lebih jauh Dae-o menjelaskan bahwa kemungkinan besar alasan mengapa para selebritas tersebut bunuh diri adalah tekanan dari masyarakat dan penggemar yang begitu besar. Masyarakat Korea Selatan sangat terobsesi dengan perceraian selebritas, kemudian membahas serta mencari tahu siapa yang biasa dipersalahkan dalam kasus tersebut. Sama halnya dengan kasus-kasus lain yang dilakukan oleh para idol, sehingga memancing masyarakat untuk merundung para selebritas secara online di media sosial secara ekstrem, atau yang dikenal dengan istilah cyberbullying. SUMBER
Ketika saya membaca beberapa komentar dari warganet di media sosial Twitter tentang kemarian Moonbin dari ASTRO, ada hal yang menarik. Banyak yang mencoba menjelaskan pelajaran yang bisa diterima dari kasus nahas ini. Menurut mereka, para penggemar seharusnya lebih peka atau sensitif terhadap para idol mereka. Para penggemar juga harus lebih sayang, sehingga dapat memberikan dukungan yang besar kepada para idol.
Bukan menjadi rahasia lagi bahwa para fans K-Pop tidak sedikit yang merupakan toxic fans. Para penggemar agresif yang disebut sebagai sasaeng ini akan ikut campur dalam kehidupan para idol serta berusaha sekeras mungkin terlibat di dalam kehidupan para pujaan mereka tersebut. Mereka menghubungi dan cenderung meneror para idol melalui nomer telepon pribadi mereka, meretas akun media sosial mereka, menguntit para idol kemana saja, atau bahkan sampai berkemah di depan tempat tinggal para idol. SUMBER
Oleh sebab itu, tak heran komentar mereka di media sosial tentang kehidupan para idol, menciptakan depresi dan masalah mental atau kejiwaan para selebritas tersebut. Pada akhirnya, tindakan para pengguna media sosial tersebut juga akan mendorong tindakan bunuh diri.
Ada komentar lain yang menarik perhatian saya. Pengguna Twitter tersebut mengatakan bahwa dengan adanya kasus terbaru bunuh diri oleh Moonbin, maka nama K-Pop kembali ternoda. Hal ini akan digunakan orang-orang yang bukan penggemar K-Pop, termasuk mereka yang tidak menyukainya untuk menyerang idol dan para fans-nya. Industri hiburan K-Pop akan dianggap sebagai fenomena buruk dan tidak menguntungkan, bahkan sangat merugikan, baik bagi pada idol maupun para penggemarnya.