Ini maret yang ke tiga
Langit negeri masih riuh oleh sengkarut hitung . Siapa menang, siapa menyerah
Kita jangan sayang. Karena tatap heran anak-anak menonton dari tepi zaman.
Langit masih dermawan sedekah hujan. Berderap-derap
Ranting-ranting rajin meracik percik jadi melati
Di gerbang kota, kemarau menanti mengirim rasa terik
Rekahan jalan mesti ditanam bunga pacar
Tumbuh jadi naungan teduh bagi pikiran keruh
Di Maret ke tiga, rinai berkumpul dari seluruh
Hatimu mesti berhenti letih, semaikan puisi di kota-kota yang menanti
Rasa damai mekar dari bunga padi