Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Loy

Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Malam Jatuh di Teluk

Diperbarui: 2 Maret 2024   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MALAM JATUH DI TELUK

Siluet tangamu menutup malam
berupa awan yang digembalakan angin barat
Lalu jatuh menjadi gelap di teluk
Dipeluk tanjung
Tempat nelayan merendam jangkar
menggulung layar
mengandangkan sampan
Yang letih ditampar gelombang
Pada tebing pasir ombak menuliskan legenda
Mesti dibaca dengan pikiran terang

Aku diam
ingin menangkap suara elang
Terbang melintas muara
Membawa pratanda musim kemarau telah tiba
dan dengung kumbang memanen kembang lontar
mekar oleh senandung penderes muda

Aku diam
Apakah engkau bicara di pekik camar
Tidak ada
Cuma denging asing
melenting dari puing ranting
patah dari cabang-cabang renta
ditanam lewat ciuman di masa muda
"tidak cukupkah luka berulat oleh dusta?" aku bertanya
desir pasir di lidah buih
mencetak rimbun tanda tanya
mesti dijawab oleh hati bersih
"tidak cukupkan doa menguapkan noda" aku bertanya
desau cemara menabur rasa bimbang
mesti dipenggal dengan kehendak merdeka

Jika ada sesal biarkan mencair
menjadi malam
Jatuh
Menjadi hujan di teluk
besok
tumbuh menjadi fajar di jantung kita

Desember 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline