Lihat ke Halaman Asli

Nikolaus Loy

Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Angin Memang Tidak Ada KTP

Diperbarui: 1 Februari 2024   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.benarnews.org/indonesian/berita/jakarta-kota-tercemar-sedunia-08102023085458.htmlInput sumber gambar

Dalam salah satu debat, seorang Capres  ditanya soal masalah polusi udara di Jakarta. Sebagai respons, Capres menjawab cukup panjang dan di dalamnya ada frasa 'Angin tidak ada KTP". Frasa ini kemudian jadi meme, kalau tak mau disebut olokan, di berbagai media sosial. Apa yang salah dengan Jawaban itu? Tidak ada. Olokan mungkin berakar dari kurang pemahaman bagaimana masalah publik kontemporer berkembang.

Externalitas dan Public Bad

Mayoritas  tindakan manusia bisa menghasilkan  ekternalitas. Secara sederhana, ekternalitas adalah dampak samping aktivitas ekonomi yang tidak dimasukkan dalam keputusan individu atau perusahaan. Ekternalitas itu adalah efek samping  dari kegiatan produksi dan konsumsi yang tidak dihitung dalam biaya produksi.  

Ekternalitas ada yang positif dan yang negatif. Yang positif dimanfaatkan orang lain tanp membayar. Yang negatif diderita orang lain tanpa perusahaan membayar dan memasukkan dalam ongkos produksi.

Mengapa? Ada dua sebab, pertama, kalau dimasukkan biayanya sangat besar sehingga harga barang atau jasa yang dihasilkan sangat mahal. Kedua, teknologi yang ada tidak mampu menegakkan hak milik atasnya. Dampaknya adalah  tidak bisa dipertukarkan melalui jual beli pasar.

Bikin mobil itu butuh investasi tanah, tenaga kerja, teknologi, uang dan waktu. Hasilnya adalah mobil mereka 'Kames" misalnya. Investasi produksi mobil punya eksternalitas positif. Ketika pabrik bikin jalan, barang itu bisa digunakan oleh warga sekitar tanpa harus membayar. Ini adalah eksternalitas positif. Jalan yang tak dibayar itu disebut 'public good'

Di satu pihak, produksi mobil juga menghasilkan eskternalitas negatif yakni asap dari pabrik misalnya. Asap itu 'Public Bad'. Yang negatif ini harusnya dihitung juga dalam kurva produksi. Biaya untuk mengatasinya dimasukkan ke dalam harga mobil. Masalahnya itu tadi. Harga mobil akan sangat mahal. Asap di udara susah ditelusuri dari pabrik yang mana, sehingga bisa diberi KTP dan yang berwenang meminta pertanggungjawabannya.

Kasus lain, seorang gadis  mungkin tidak bahagia. Ia meminta dibuatkan sebuah taman pada pacarnya. Untuk memproduksi kebahagiaan, sebuah taman luas dibuat dan ditanami bunga macam-macam. Pohon-pohon rindang juga ditumbuhkan. Burung-burung warna-warni dilepas di dalamnya.

Tindakan memproduksi kebahagiaan menghasilkan eksternalitas positif. Orang stress lewat dan melihat taman itu ikutan bahagia. Keindahan taman itu lalu jadi barang publik. Siapa saja bisa menikmati tanpa harus membayar. Ribuan orang yang jadi bahagia karena mengkonsumsi keindahan taman, tidak menghabiskan keindahan.

Taman bisa dipagar sehingga  mengeksklusi orang yang tidak membayar. Bagaimana dengan oksigen dari pohon-pohon? Tidak ada teknologi yang murah untuk mengerangkeng oksigen dari pohon-pohon agar tidak ke mana-mana dan dinikmati paru-paru orang yang tidak ikut membangun taman.  Dengan demikian, produksi rasa  bahagia untuk sang kekasih memiliki efek sampingan positif yang bisa dinikmati orang lain. Meski orang itu tidak ikut investasi waktu, tenaga, uang untuk membuat taman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline