Kepodang bingung
saat matahari mati di punggung bulan
ruang alam yang remang
menjadi awan kelam di fikiran
Dalam gelap takdir dijaring
Seraya kaki mengejar pagi
Yang telah bosan dinanti
Di jantung retak, harapan mencoba mekar
Tapi gelap ini berpusar seperti arus purba
Tidakkah engkau tahu, wahai penggembala waktu