Lihat ke Halaman Asli

Salam Perpisahan Dalam Mimpi

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya membaca status FB teman SMU :

“pelukin bajunya dindot berharap malam ini bisa mimpi ketemu dindot, smoga”

Saya menghela nafas dalam ketika membacanya, betapa banyak yang merindukan sosoknya dan berharap bertemu di alam mimpi. Dindot adalah nama panggilan kesayangan kami, Dindot adalah sahabat tersayang yang sudah mendahului kami menghadapNya sekitar 2 tahun yang lalu.

Tahukah kalian bahwa saya sering bertemu Dindot di alam mimpi, melihatnya memakai gaun putih dan duduk di samping saya, tersenyum manis sekali. Kemudian saya bertanya, “apakah ada yang ingin disampaikan?”…Dia menggeleng dan tersenyum, ” tidak ada”, jawabnya lembut.  Saya bersyukur sekali kamu mulai tenang di alam sana. Tidak seperti mimpi yang sebelumnya, ketika kamu merasa terjebak di dalam rumahmu sendiri dan tidak tahu harus berada dimana.  Sesekali kamu hanya terlihat dari jauh oleh saya, saya mengerti kamu ingin di doakan, lalu saya melafalkan kalimat-kalimat suci berdoa semoga kamu selalu tenang berada di sisiNya.

Dan tahukah kalian bahwa 1 tahun sebelum kepergiannya, di dalam mimpi saya Dindot sudah berpamitan untuk pergi? saya menangis sedih dan bertanya “kamu mau kemana?”, dia tidak menjawab hanya melambaikan tangannya. Mimpi itu saya alami ketika Dindot masih dalam perawatan sehabis menjalani operasi, saya terbangun dan khawatir sekali dengan keadaannya. Lalu saya hubungi Farah sahabat saya dan menceritakan tentang mimpi saya, Farah menenangkan hati saya bahwa Dindot sudah boleh kembali ke rumahnya. Saya menghela nafas lega, ah semoga mimpi saya hanya bunga tidur. Saya buang jauh-jauh kekhwatiran saya. Apalagi setelah saya bicara dengannya melalui telepon dan mendengar kembali suara cerianya, semakin lega dan bersyukur bahwa Dindot sudah membaik.

Dua bulan setelah itu, secara tidak sengaja kami bertemu di suatu taman tengah kota. Berbincang-bincang tentang kondisinya,  Dia terlihat kurus sekali dan masih terlihat lemas. Kemudian beberapa bulan kemudian, saya mengundangnya dalam acara buka puasa bersama teman-teman SMU, senang sekali Dia hadir dan datang paling pertama. Melihatnya sudah semakin bugar, saya bersyukur Dia semakin sehat. Setelah itu saya bertemu kembali di suatu acara pernikahan, Dia sudah semakin terlihat sehat dan bugar, tertawa ceria sekali. Saya semakin bersyukur dan menjauhkan segala kekhawatiran tentang dirinya, terlebih tentang mimpi saya. Sampai setelah itu, 3 bulan kemudian saya menerima kabar bahwa Dia sudah berpulang. Saya sedih dan tak percaya, sahabat kami yang tersayang akhirnya harus mendahului kami di usianya yang ke 27 tahun. Salam perpisahan yang sebenarnya sudah saya terima 1 tahun sebelumnya dalam mimpi, kini sungguh menjadi kenyataan.

Sahabatku….tenanglah di sisiNYA…saya akan selalu mendoakanmu:)..!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline