Kok bisa sih BBM langka gara-gara Jokowi jadi Presiden? Apa hubungannya coba? Memangnya Jokowi konsumsi semua BBM nya ? Ya gak mungkinlah.
Berdasarkan informasi yang saya dapat, penyebab kelangkaan BBM pada saat itu karena pasokan BBM disetiap-setiap daerah dikurangi, akibatnya banyak kendaraan yang harus dituntun, antrian panjang pengisian BBM yang berakhir sia-sia.
Yaa.. beginilah kaitannya politik dengan ekonomi. Amat sangat berkesinambungan. Karena sebagian besar ekonomi negara kita ini sudah dikelola oleh pemerintah. Tidak jarang juga terjadi kelangkaan ekonomi.
Akibatnya banyak orang-orang yang kekurangan gizi atau lebih tepatnya gizi buruk. Setiap barang yang langka itu perlu diasumsikan dengan adanya kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, hingga konsumsi.
Naah.. pengakumulasian ke tiga hal tersebut pasti berkaitan dan membutuhkan peran pemerintah dalam dunia kepolitikan. Sebagai peran pendukung ataupun pemajuan hasil produksinya, yang kemudian didistribusikan pada masyarakat luas dan pada akhirnya dikonsumsi oleh semua orang.
Seringkali dunia kepolitikan dipandang sebelah mata oleh kaum-kaum tertentu. Pemikiran seperti ini dapat muncul karena perhatian pemerintah yang kurang menyeluruh pada kaum-kaum pelosok. Selain itu kerapnya korupsi yang terjadi dalam pemerintahan. Hal ini menjadikan kaum bawahan atau rakyat semakin memandang dunia kepolitikan sebelah mata. Dan sejujurnya saya adalah salah satunya dari sekian orang yang memandang dunia politik sebelah mata atau se enaknya sendiri. Dan sampai saat ini saya masih sangat sukar untuk membicarakan dunia politik.
Tetapi, adakalanya dunia politik dan ekonomi itu perlu dibahas, karena bagaimanapun kehidupan kita sangat memerlukan hal-hal tersebut.
Tanpa ekonomi kita tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, dan tanpa peran pemerintah dalam dunia politik perekonomian tidak akan lancar. Hanya saja bagaimana caranya pengelolaan ekonomi dalam dunia kepolitikan yang benar dan tidak disalah gunakan. Agar tidak ada pihak yang dirugikan, dikecewakan atau bahkan selalu berfikiran negatif dengan dua hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H