Debat memang menjadi ajang seru untuk disaksikan. Diantara tontonan itu, bisa membuka pikiran kita untuk mengeksplore masalah dan menawarkan solusi apa yang dibawa untuk menangani masalah tersebut.
Saya tidak setuju dengan ungkapan salah satu pejabat KPK, yang mengatakan ajang debat kemarin sebagai debat kusir yang menampilkan serang-menyerang satu sama lain. Karena di panggung debat KPU itu komunikasi terjalin dengan baik, kecuali capres yang memang terpancing emosi dan memperkeruh suasana.
Tapi itu bagian dari suasana yang hadir dalam perdebatan, ada pro kontra hingga menimbulkan nada tinggi, tegas, dan nada-nada penekanan lainnya. Di sana tetap menonjol visi-misi yang dibawakan oleh setiap paslon, untuk membangun Indonesia ynag lebih unggul.
Apalagi saat saya menyoroti penyampaian dari Gajnar Pranowo. Dia menekankan visi-misi serta programnya bersama Mahfud MD di setiap sesi. Dia juga menjawab pertanyaan dari panelis dengan tepat sasaran, diikuti bentuk konkretnya dari rekam jejaknya selama 10 tahun terakhir menjadi gubernur.
Hal itu menjadi penting, karena memenuhi pertimbangan rakyat untuk menilai bagaimana kepemimpinan Indonesia nanti bersamanya. Salah satunya tentang pelayanan publik yang mungkin masih stagnan, maka sudah semestinya dia memberikan solusi beserta memaparkan apa yang sudah dilakukannya sebagai gambaran realisasinya nanti.
Persoalan pelayanan publik itu menjadi menu sehari-hari bagi Ganjar. Dia memaparkan bagaimana visi-misinya yang membersamai rakyat, dengan mengawal kaum rentan. Dari penyandang disabilitas, manula, perempuan yang juga menjadi prioritas dan mendapat kesataraan gender dalam segala hal hingga anak-anak.
Dalam misinya termaktub tentang mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian. Langkahnya memaksimalkan peran perempuan dalam pemerintahan, memperkuat pendidikan untuk anak-anak, memberikan fasilitas yang mewadai kepada penyandang disabilitas, uluran bantuan kepada manula, dan masih banyak lagi.
Bukan sekedar janji, untuk mengukur pelaksanaannya di masa mendatang Ganjar memaparkan konsennya dengan kelancaran pelayanan publik. Salah satunya melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan untuk menyambung rasa gotong-royong dan mewujudkan demokrasi di tanah demokrasi.
Salah satunya mengundang mereka di setiap forum besar yakni Musrenbang. Di sana mereka bisa menyampaikan aspirasi, kritik, keluh kesah dan memberikan saran yang sesuai dengan kebiasaan yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat.
Jika forum itu belum cukup memadai, ada wadah aspirasi secara online yang pastinya bisa diakses semua orang dengan tanggapan maksimal. Program itu berjalan lewat media sosial dan aplikasi LaporGub. Tentu untuk memberikan respon yang tanggap, Ganjar menggandeng DPU dan instansi lain untuk ikut memantau keluhan dan apa obyek yang menjadi bahan kritik warga.
Semua dilakukan demi evaluasi ke depan. Hasilnya berjalan dengan baik dan masyarakat merasakan manfaatnya yang besar. Tingkat keberhasilannya juga bisa lewat penilaian publik. Mungkin dari suara anak-anak kala itu yang menyampaikan curhatannya, tentang siapa gerangan yang nanti menerima keluh-kesah masyarakat Jateng setelah Ganjar lengser.