"Mie ayam kayaknya enak nih", seloroh ibuku mencoba menggugah nafsu makanku dan adik. Baru membayangkan bagaimana perpaduan kuah kental, mie, potongan dadu daging ayam, dengan porsi plus bakso, tiba-tiba teriakkan adekku menyadarkanku. "Kak buruan beli, udah laper nih".
Aku segera bergegas dengan motorku untuk menghampiri warung mie ayam terdekat di sekitar rumahku. Kecewa saat melihat warung mie ayam baru hasil rekomendasian ibuku itu tutup. Akhirnya aku harus mencari ke tempat di sekitar situ.
Bukan jarak yang jauh untuk menemukan warung mie ayam yang ramai dikerubungi warga. Tiga bungkus miso (Mie ayam-Bakso) berhasil kubawa pulang. Kami menyantapnya dengan tenang tanpa suara.
Betul tenangnya kami dalam makan, selain karena adab juga sebagai tanda menikmati santapan kami siang hari itu. Setelah itu, ibu menyadarkanku tentang penjual mie ayam yang sekarang banyak dijumpai di sekitar tempatku membeli miso tadi.
Setelah kupikir-pikir ibuku benar, ke kanan sedikit ada yang berjualan mie ayam juga. Kurang dari 1 km ke arah kiri sudah ada warung mie ayam dan bakso baru, sesudahnya berjarak kurang lebih 300 m ada warung mie ayam lama yang masih berjualan sampai sekarang.
Belum lagi mie ayam keliling yang juga melewati daerah itu. Wuah, bikin kenyang mie ayam kalo begini. Tidak ada salahnya, hari ke hari memang pedagang mie ayam di sekitar daerah itu terus bertambah.
Itulah yang dinamakan persaingan. Mie ayam yang baru maupun lama harus memiliki daya saing masing-masing, agar dagangan mereka terus laris. Para penjual mie ayam itu terus berkreasi agar varian mie ayam yang mereka jual masuk dalam selera para konsumen.
Seperti mie ayam yang lama menambahkan ceker sebagai khasnya. Kemudian ada yang khas dengan extra veggie (ekstra sayuran). Ada yang hanya jualan mie ayam saja dengan tambahan pangsit, dan ada pula varian bakso bagi mereka yang gemar menambah mie ayam dengan toping daging bola giling itu.
Mereka para konsumen hanya tinggal pilih saja mie ayam seperti apa yang masuk dalam selera mereka. Memikirkan daya saing penjual mie ayam, tiba-tiba televisi di depanku menampilkan berita tentang persaingan elektabilitas capres yang terpantau sampai hari ini.
Hem..., menarik pikirku di penghujung akhir tahun banyak hasil riset yang keluar. Tokohnya yang tertera dalam hasil survei itu selalu itu-itu saja. Bosan sih enggak, justru kagum, mereka bisa bertahan di tengah banyaknya huru-hara yang terus bermunculan.