Praktik korupsi sudah mengakar di negara ini, pelakunya tak terhingga seperti sudut dan putaran sebuah lingkaran. Semua orang dapat terjerat dalam kubangan kotor itu. Alasannya apalagi kalau bukan untuk tunjangan hidup megah nan mewah.
Tak cukup dengan apa yang dimilikinya sekarang, para koruptor akan mencari kenikmatan yang lebih dari yang dimilikinya saat ini. Tak hanya itu, pelakunya juga bisa kita temukan dari orang yang menginginkan sebuah pekerjaan.
Pekerjaan yang menjamin mujurnya kehidupan hingga tua nanti. Ya, betul tebakan di benak pembaca akan langsung mengarah pada PNS, pekerjaan yang digandrungi sejuta umat. Jaminan masa tua yang digadang-gadang menjadi tabungan penyelamat kantong keringnya itu justru menambah beban negara.
Dan akhirnya akan berakhir menjadi utang negara yang dibebankan untuk cucu dan cicitnya kelak. Sungguh miris generasi muda yang seharusnya berkarya dengan bebas harus diberi beban yang datangnya dari orang-orang terdahulunya. Itu hanya dampak kecil dari praktik korupsi yang mengakar di Indonesia.
Tidak bisa dibayangkan disaat petinggi negara mempraktikkan korupsi dengan uang bermilyar-milyar hingga trilyunan, sedangkan banyak rakyat mengais rupiah demi sesuap nasi. Padahal dengan 0,1% dari uang korupsi mereka, rakyat bisa membeli berkilo-kilo beras dengan lauk yang layak.