Lihat ke Halaman Asli

nikmah tsaniyah

Lakukan apa yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarlah Allah yang mengurusnya(imam malik)

Lalu Apa Dong Target Hidup Kamu?

Diperbarui: 30 September 2021   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jangan pisahkan kami, karena itu berat. Biar aku saja.Dilan-da kehilangan hafalan

.

Genggam tanganku simpan diriku dalam relung hatimu, biarkan aku saja yang menanggung itu semua karena itu berat. Sering aku berkomat-kamit murojaahmu

Tidak mudah memaknai kegagalan, banyak prediksi dan definisi antara diri dan takdirNya. Kegagalan hanya layak didefinisikan untuk seperangkat gerak yang berhenti, keinginan yang telah padam serta prasangka baik telah mati. Kesalahanlah yang membuat keterpurukan, maka untuk bangkit bayarlah kesalahan tersebut dengan sejuta kebaikan. Tuhan berikan masa lalu sebagai pelajaran jadikan masa depan sebagai ujian dan semua rangkaian tak lain adal ah bentuk kasih sayang untk hamba-Nya? Syukur tak terhingga ditahun ini begitu banyak kejutan kebahagian yang kau hadiahkan untukku Rabb.

Genap aku memasuki semester tujuh, dimana aku disibukkan mempersiapkan untuk berkecimpung ke lapangan secara langsung. Di semester ini semua mahasiswa di wajibkan untuk magang sesuai dengan jurusan masing-masing. Karena aku mengambil jurusan pendidikan maka aku nanti pada akhirnya  mengajar di instansi-instansi pendidikan. Matakuliah ini di pendidikan disebut dengan PPL(Program Pengalaman Lapangan). Di semester sebelumnya segala rutinitas aku habiskan di stand-stand sekre UKM kampus, iya aku dulu maniak organisasi kampus semua UKM aku aktif internal maupun eksternal. Seringkali  aku dipondok mendapat ta'ziran karena bolos dari kegiatan pondok untuk merampungkan kegiatan organisasi di kampusku. Banyak juga nyinyiran datang silih berganti dari teman-teman karena kesibukanku ini. Aku senang menjalani semua ini dan aku tidak sama sekali merasa terbebani.

 Bagiku lorong-lorong pojok kampus tempat favorit yang ku jadikan markas transit untuk pergantian segala rutinitasku demikian juga dengan teman organisasi yang lainnya, kami tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan berorganisasi aku bertemu dengan orang-orang hebat, bukan hanya itu dengan berorganisasi kita belajar bagaimana memanajemen waktu, menjalin relasi dengan lainnya, dan yang terpenting menjadikan pikiranku lebih dewasa, mandiri dan  lebih banyak lagi yang tidak dapat aku sebutkan satu persatunya. Sering kali kita habiskan hingga larut malam hanya sekedar rapat dan diskusi merancang kegiatan supaya berjalan tanpa kendala. Rutinitas ini aku lakukan sampai semester enam, dan harus aku akhiri dipenghujung tahun 2015. Karena sudah beralih masa jabatan dan aku harus fokus untuk menyelesaikan tugas akhirku.

Siklus semester tujuh dimana aku harus berubah dari rutinitas-rutinitas dengan padatnya rapat kuliah, persiapan workshop dan acara yang sejenisnya kini harus beralih pada pengabdian masyarakat  dengan harapan kita semua dituntut untuk mempraktekan ilmu yang sudah kami dapatkan dan harapannya bisa mengimplikasikan pada sistem belajar mengajar disekolah dan juga bisa mengabdikan ilmunya pada masyarakat luas.

Sebuah desa kecil yang merupakan tempat aikonnya TPA(Tempat Pembuangan Akhir) karena disinilah pusat pembuangan tempat sampah dan mayoritas masyarakat menjadi pemulung. Jangankan untuk sekolah, mereka untuk makan sehari-hari saja sangat kewelahan. Para warga merasa kesulitan  mengkonsumsi air bersih karena sudah tercemar kadar zat besinya hal ini disebabkan  banyaknya tumpukan sampah. Disinilah aku dan teman-teman memulai menjalankan tugas yang telah diamanahkan kepada kita. Dengan segala kerelaan hati kami jalani penuh semangat lebih tertantang karena kami yaqin kami bisa menaklukannya lebih baik lagi.

Kita putuskan untuk mengontrak satu rumah untuk kami huni selama kami PPL disini. Banyak pertimbangan sebelum kita putuskan untuk menetap disini memang lokasi tempat ini bisa dibilang sangat terbelakang dan terpencil butuh psikis dan tenaga ekstra untuk bertahan disini.  Terbayangkan kita disini anak-anak PPL rasa anak-anak KKN, pasalnya kita disini juga ikut kegiatan dengan warga disini. Kultur desa di sisni masih terasa sangat kental, ini terlihat dari aktifitas warga istilah jawanya bebrayan antara yang satu dengan yang lain masih terjaga. Misalnya ada satu warga yang membangun rumah semua warganya terlibat didalamnya. Ketika ada hajatan, musibah dan lain sebagainya saling membantu satu sama lain.

Hari pertama kami disambut oleh pihak sekolah dan murid-murid dengan sangat antusias. Dengan segala keterbatasan fasilitas yang ada, akan tetapi tidak mematahkan guru-guru untuk menularkan ilmunya pada anak-anak. Pembukaan  dengan apel pagi yang diawali dengan pembacaan asmaul husna kemudian shalat dhuha berjamaah dilanjutkan dengan murojaah surat-surat pendek. Setiap apel pagi tugasku sama teman-teman PPL yang lain mengoprak-oprak mengajak anak-anak untuk shalat dhuha meskipun tanpa diperintah anak-anak melaksanakannya dan segera menuju ke mushalla sekolah. Kerennya lagi setiap anak digilir untuk memimpin menjadi imam. Dengan  begini anak digembleng leadirshipnya dan nanti ketika terjun ke masyarakat tidak lagi merasa ketakutan, tutur kepala sekolah.  Dan mulai  dari pembacaan asmaul husna sampai penutupan diakhiri dengan doa semua dilakukan oleh semua siswa . Bahkan mungkin dari beberapa teman-teman PPL saya belum sebaik anak-anak ini termasuk saya, dan ada juga yang mendadak islami mengajar disini yang sebelumnya shalat bolong-bolong bahkan membaca al-Quran jarang sekarang menjelma menjadi ketaqwaannya meningkat kepada taqarrub ilallahnya semakin tinggi. Karena secara tidak langsung dan tanpa disadari lingkungan akan mengubahmu sesuai arus yang akan membawamu.

Kami juga dapat sambutan dari warga, karena sebelumnya kami sowan -- sowan ke aparatur desa disini dan para tokoh-tokohnya. Masyarakatnya sangat islami kami hampir setiap malam mendapat undangan pengajian bergilir dari RT ke RT  rumah ke rumah dan tak jarang juga kita dapat jatah mengisi acara itu, rada kaku memang ketika mendapat amanah mengisi. Pasalnya  disini anak-anak muda dan bahkan para orang tua sudah pada mahir masalah agama. Sangat islami dan sangat recomended banget untuk mewujudkan warganya yang islami dan qur'ani. Setiap sore anak-anak disini didik untuk sekolah TPQ dan disini seorang guru benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa, tidak sepersen pun menerima uang allahlah yang mengganjar semua ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline