Lihat ke Halaman Asli

Nikmah Putri Romadhoni

halo, selamat membaca teman :)

Toleransi sebagai Tombak Pemersatu dalam Kehidupan Antar Umat Beragama

Diperbarui: 25 Maret 2020   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Seperti yang kita ketahui bahwa agama di Indonesia beragam sekali, mulai dari agama Hindu, Kristen, Buddha, Islam, Kong Hu Cu, dan Khatolik. Berbicara tentang toleransi, apasih toleransi itu? Toleransi adalah sikap atau tindakan menghormati antar umat beragama. Terus apa manfaat bagi kita dan orang lain? Tidak bisa dipungkiri kita hidup di lingkungan masyarakat dan tentunya tidak hanya menganut pada satu agama saja.

Setiap orang berhak memeluk agama yang mereka percayai. Seperti yang telah diatur di UUD 1945 Pasal 28E ayat (1) yang berbunyi "setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali." Dari pasal tersebut sudah jelas bahwa setiap orang bebas untuk memeluk agama apapun. Jadi dalam kehidupan masyarakat kita harus toleransi kepada masyarakat atau suatu kelompok yang berbeda agama dengan kita.

Pada dua pekan lalu, Kamis (5/3) bersama lima teman saya melakukan observasi dan wawancara di salah satu Gereja Khatolik dekat dari kampus kami yang berada di Jl. Buring No. 60, oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Disana kami banyak mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana umat Khatolik beribadah dan bersosial dengan lingkungan sekitar.

Sungguh sebuah kehormatan bagi kami mendapatkan sambutan dan perilaku yang baik disana. Begitu indahnya sebuah perbedaan apabila kita bisa saling toleransi dan tolong menolong antar umat beragama. Jadi ingat semboyan negara kita "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" lalu bagaimana dengan orang yang masih tidak bisa menghargai perbedaan-perbedaan yang ada?

Kita sebagai generasi milenial yang cerdas tak sepatutnya berperilaku seperti itu, saling mengingatkan dan memberi contoh yang baik. Dengan kemajuan teknologi juga kita jangan mudah terpengaruh dengan berita-berita hoax yang tidak jelas dari mana beritanya. Hal tersebut digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Kita juga jangan hanya melihat dari satu sisi saja, jadilah generasi milenial yang cerdas dan kritis dalam menanggapi hal yang membuat perpecahan dan menimbulkan kemudharatan bagi diri sendiri dan orang lain.

terimakasih sudah membaca artikel saya, sukses selalu kawan :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline