Di era digital ini, media lokal memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan membangun keterhubungan antara masyarakat dan pemerintah. Salah satu contoh nyata dari peran media lokal adalah grup WhatsApp bernama "Kabar Teluk Bintuni". Grup ini menjadi platform bagi masyarakat Teluk Bintuni untuk berbagi berita dari berbagai bidang dan informasi terbaru dari Bintuni. Masyarakat yang bergabung juga dapat memberikan respons sebagai feedback dari kabar terbaru yang sedang terjadi.
Grup tersebut berisikan 844 anggota dan didirikan oleh Tangguh LNG sebagai bagian dari komitmen mereka untuk bekerja bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni. Grup ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan update kepada masyarakat, serta memfasilitasi diskusi dan partisipasi publik dalam berbagai isu yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
Populasi di Kabupaten Teluk Bintuni berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik sebanyak 83.074 jiwa per tahun 2024 dengan didominasi oleh usia produktif sebesar 68,81% dari total populasi. Meskipun hanya 1.02% dari keseluruhan populasi yang bergabung dalam grup WhatsApp tersebut. Grup tersebut setiap harinya aktif membagikan informasi dari berbagai perusahaan media dan masyarakat yang membagikan opini mereka masing-masing.
Salah satu manfaat utama dari grup ini adalah kemampuannya untuk menyampaikan berita dengan cepat dan efisien. Berita dari berbagai perusahaan media lokal di Bintuni atau Papua Barat sering kali diteruskan melalui grup ini, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang akurat dan terkini. Selain itu, grup ini juga memungkinkan masyarakat untuk memberikan feedback dan opini mereka terhadap berita yang disampaikan, sehingga menciptakan komunikasi dua arah yang konstruktif.
Dalam konteks sosiologi komunikasi massa, grup WhatsApp itu dapat dianggap sebagai alat yang efektif dalam memfasilitasi interaksi sosial dan partisipasi masyarakat. Media lokal melalui grup ini berperan sebagai agen sosialisasi yang membantu masyarakat memahami isu penting dan terlibat dalam diskusi yang lebih luas. Hal ini sangat penting dalam membangun kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengembalian keputusan yang berdampak pada kesejahteraan mereka.
Selain itu, grup tersebut juga berperan dalam mengatasi kesenjangan informasi yang sering kali terjadi di daerah terpencil. Dengan adanya platform ini, masyarakat dengan mudah mengakses berita dan informasi yang mungkin tidak tersedia melalui media konvensional.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andresa Pinho Soster (2024) ditemukan bahwa media lokal memiliki peran penting dalam memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam berbagai isu sosial dan politik. Penelitian ini menunjukkan media lokal yang aktif dan terlibat dalam komunikasi dua arah dengan masyarakat dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Ini juga terjadi dalam konteks grup WhatsApp di mana media lokal berperan sebagai penyedia informasi dan fasilitator diskusi.
Penelitian yang dilakukan oleh majalah lokal "Kabar dari Teluk Bintuni" juga menunjukkan bahwa media lokal dapat menjembatani kesenjangan informasi antara pemerintah dan masyarakat. Kabar Teluk Bintuni tidak hanya ada di grup WhatsApp saja, melainkan tersebar di berbagai macam platform, seperti telegram dan dengan anggota terbanyak di Facebook sebanyak 16,6 ribu orang.
Mayoritas masyarakat Bintuni masih menggunakan media sosial Facebook sebagai ladang berinteraksi hingga bertransaksi. Oleh sebab itu lama Facebook Kabar Teluk Bintuni memiliki anggota terbanyak sebanyak 19,98% dari total populasi. Sebagai tambahan informasi, Kabupaten Teluk Bintuni ialah kota kecil yang berada di provinsi Papua Barat yang terdiri dari 7 suku dan memiliki perairan muara.
Dengan luas 19.943,29 km2 dan 24 distrik kecepatan penyebaran informasi bida dikatakan belum meluas secara maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya ialah tidak meratanya fasilitas internet dan pengetahuan masyarakat terhadap perkembangan teknologi digital. Dua hal tersebut menjadi faktor utama minimnya penyebaran informasi di kota Bintuni.
Saat ini, di kota besar sudah banyak orang yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mencari berita di website berita lokal setempat, namun di kota kecil seperti Bintuni terdapat masyarakat yang belum mengerti apa itu website dan bagaimana cara mencari berita yang kredibel di website atau bahkan mereka belum memiliki kesadaran untuk mencari berita.