Lihat ke Halaman Asli

Pengendalian Hama Murah dan Mudah Dibuat Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Petani Membuat Pestisida Nabati

Diperbarui: 12 Agustus 2023   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bendokaton Kidul, Pati (02/07/2023) -- Pada tahun 2023 Kementerian Pertanian menyampaikan peningkatan target beberapa komoditas pangan. Produksi beras yang menjadi komoditas pangan utama di tahun ini ditargetkan mencapai 54,5 juta ton, dilanjutkan jagung diharapkan angka produksinya mencapai 23,05 juta ton, kedelai 370.000 ton, bawang merah 1,71 juta ton, bawang putih 45.450 ton, dan cabai 2,93 juta ton. 

Salah satu masalah yang dialami petani termasuk juga para petani di Desa bendokaton Kidul dalam memenuhi target peningkatan produktivitas pertanian ini adalah banyaknya serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penyakit tanaman sawah yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 

Dalam mengatasi hal tersebut, para petani hanya mengandalkan pestisida kimia dan pupuk subsidi yang mulai terbatas dan sulit didapatkan. Penggunaan pestisida kimia juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan seperti penurunan produktivitas tanah dan dapat mencemari lingkungan.

Untuk membantu para petani di Desa Bendokaton Kidul dalam menghadapi masalah tersebut, mahasiswa KKN bekerja sama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Tayu mengadakan sosialisasi pembuatan pestisida nabati yang murah dan ramah lingkungan. Acara berlangsung pada hari Rabu, 2 Agustus 2023 bertempat di balai desa Bendokaton Kidul. Sebanyak 15 petani yang merupakan perwakilan dari kelompok tani 1,2, 3 diundang dalam acara tersebut.

Dalam acara tersebut, anggota BPP mendemonstrasikan cara pembuatan pestisida nabati menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat yaitu batang pohon kamboja, cabai, tetes tebu, air beras, air kelapa, air dan galon bekas untuk tempat penyimpanan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengupas batang kamboja sehingga didapat kulit kamboja yang kemudian ditumbuk atau digiling. Kemudian cabai dan gilingan kulit kamboja ditumbuk bersama. 

Campuran kulit kamboja dan cabai lalu dimasukkan ke dalam galon bekas lalu ditambahkan satu gelas tetes tebu. Selanjutnya, menambahkan air beras dan air kelapa  dengan perbandingan 1:1, apabila tidak ada bisa diganti air biasa. Galon ditutup rapat dan dibiarkan terfermentasi selama minimal 7 hari. Agar tidak terjadi endapan gas yang berbahaya, tutup galon dibuka setiap hari minimal satu jam.

Cara penggunaan pestisida nabati ini dengan mencampur satu gelas pestisida nabati yang sudah terfermentasi pada satu tangki semprot. Pembuatan pestisida nabati ini cukup mudah dan hanya menggunakan bahan-bahan sederhana. Diharapkan para petani Desa Bendokaton Kidul dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari acara ini sehingga dapat membuat pestisida nabati sendiri di rumah yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida kimia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline