Kasus tragis Vina Cirebon kembali menjadi perbincangan publik setelah dirilisnya film dokumenter "Vina Cirebon", yang menceritakan kisah nyata kematiannya pada tahun 2016. Viralitas film ini membawa nama Pegi Setiawan ke permukaan sebagai terduga otak di balik pembunuhan tersebut.
Reaksi publik pun terpecah; sebagian netizen percaya bahwa Pegi Setiawan adalah korban salah tangkap oleh pihak kepolisian, sementara yang lain mendukung tindakan polisi dan memuji kinerja mereka yang dianggap sudah sesuai dengan SOP penangkapan.
DR.Ir. Yapiter Marpi, S.Kom, SH, MH, seorang akademisi dari Universitas Jakarta, memberikan pandangannya mengenai pentingnya integritas penegak hukum dalam menangani kasus-kasus kejahatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Dalam wawancara eksklusif, Yapiter Marpi menekankan pentingnya profesionalisme dan ketelitian dalam proses penegakan hukum.
Pentingnya Integritas Penegak Hukum dalam Menangani Kasus Kejahatan
Kasus-kasus lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa selalu menarik perhatian, terutama dari perspektif penegakan hukum. "Dalam menangani kejahatan yang menyebabkan hilangnya nyawa, penegak hukum menghadapi beban berat untuk memastikan keadilan ditegakkan," kata Yapiter Marpi. Ia menekankan bahwa integritas institusi penegak hukum sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
Penegak hukum harus menjalankan tanggung jawab mereka dengan serius agar masyarakat merasa aman dan percaya pada sistem hukum. Namun, tantangan muncul ketika bukti tidak lengkap atau baru ditemukan. "Hal ini memerlukan peningkatan dalam mengidentifikasi pelaku dan tersangka dengan cermat," tambahnya, seraya menyoroti kasus korupsi yang seringkali melibatkan banyak pihak dan membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan bukti yang cukup.
Kasus Vina Cirebon, yang baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah film dokumenter "Vina Cirebon" dirilis, menunjukkan bahwa terkadang dibutuhkan viralitas untuk memicu tindakan hukum yang lebih tegas. "Pencarian kebenaran materiil adalah proses yang tidak memiliki batasan waktu yang pasti. Setiap kondisi publik menuntut penegak hukum untuk terus mencari dan mengumpulkan alat bukti yang diperlukan," ujar Yapiter Marpi.
Yapiter Marpi juga menyoroti pentingnya responsivitas institusi hukum terhadap perubahan dinamika sosial dan tuntutan publik. "Kasus yang menjadi viral sering kali mendapatkan perhatian lebih dari penegak hukum. Ini menyoroti kebutuhan untuk menjaga integritas dan responsivitas institusi hukum," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa integritas dan profesionalisme penegak hukum adalah kunci utama untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan secara konsisten dan transparan.
Dalam era digital saat ini, peran media dan viralitas sangat berpengaruh dalam mendorong tindakan penegakan hukum. Namun, Yapiter Marpi mengingatkan bahwa proses hukum harus tetap berjalan berdasarkan bukti dan prinsip keadilan yang objektif. "Integritas dan komitmen terhadap norma hukum harus menjadi landasan dalam setiap langkah yang diambil, sehingga masyarakat dapat merasakan keadilan dan keamanan yang seharusnya diberikan oleh institusi hukum," tegasnya.
Secara keseluruhan, penegak hukum harus selalu siap menghadapi tantangan dalam mencari kebenaran materiil, meskipun proses tersebut memakan waktu. Integritas dan komitmen terhadap norma hukum harus menjadi landasan dalam setiap langkah yang diambil, sehingga masyarakat dapat merasakan keadilan dan keamanan yang seharusnya diberikan oleh institusi hukum. "Hanya dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum dapat terjaga," pungkas Yapiter Marpi.
Kasus Vina Cirebon kini menjadi cerminan bagaimana integritas dan profesionalisme penegak hukum diuji di mata publik. Dengan perhatian yang terus meningkat, diharapkan penanganan kasus ini dapat berjalan dengan transparan dan adil, sesuai dengan harapan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H