Lihat ke Halaman Asli

Kris Budihardjo: Hubungan Megawati dengan Prabowo Itu Dekat, Tidak Pernah Ada Perselisihan

Diperbarui: 31 Maret 2024   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kris Budihardjo, Dok. Pribadi.

Dalam sebuah wawancara eksklusif, Kris Budihardjo memberikan pandangan yang mendalam terkait wacana pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Budihardjo menyoroti bahwa hubungan antara kedua tokoh politik tersebut telah terjalin baik selama ini, tanpa adanya perselisihan politik yang signifikan.

Prabowo dan Megawati, Dok. Kompas.com

"Pertama, hubungan Megawati dengan Prabowo itu dekat, jadi tidak pernah ada perselisihan politik antara keduanya. Megawati dan Prabowo bahkan pernah berpasangan untuk maju dalam pilpres. Hubungan mereka sampai hari ini baik-baik saja," ujar Kris Budihardjo.
Menanggapi spekulasi tentang kemungkinan PDI menawarkan kursi di pemerintahan kepada Prabowo, Budihardjo menegaskan keyakinannya bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. "Saya yakin tidak mungkin. Megawati pasti tahu betul bahwa Prabowo tidak didukung oleh PDI. Walaupun PD tidak mengusung Prabowo, tapi saya yakin tidak mungkin Megawati meminta kursi untuk Prabowo dalam koalisi kabinet," katanya.

Budihardjo juga menanggapi opini masyarakat yang mengaitkan kedatangan Megawati dengan permintaan jatah kursi di pemerintahan. Ia menolak pandangan tersebut dengan tegas. "Saya tidak setuju. Prabowo sudah berkoalisi dengan hampir semua partai politik, kecuali PKB. Jadi, kalau pun Megawati tidak diajak bergabung dalam kabinet, Megawati tidak akan pernah meminta jatah mentri untuk PDI," jelasnya.

Ketika ditanya tentang harapannya terkait pertemuan Megawati dengan Prabowo, Budihardjo menyampaikan aspirasinya akan terciptanya dialog yang baik antara kedua pemimpin tersebut. "Saya berharap pertemuan tersebut dapat berlangsung dengan lancar dan segera terjadi. Pemimpin bangsa yang bertemu dan berkomunikasi dengan baik akan membuat rakyat senang dan tenteram. Rakyat akan mengikuti contoh pemimpin yang rukun dan bersatu," tuturnya.

Budihardjo juga menekankan pandangannya bahwa dalam politik Indonesia, tidak ada yang benar-benar berada di "oposisi" seperti yang mungkin dipahami dalam sistem parlementer. "DPR berfungsi sebagai pengawas dan lembaga kontrol pemerintah, terlepas dari apakah partainya berkoalisi dengan pemerintah atau tidak," tambahnya.

Pandangan yang disampaikan oleh Kris Budihardjo memberikan pemahaman yang lebih luas tentang dinamika politik dalam pertemuan antara Megawati dan Prabowo, serta memberikan pandangan yang optimis terkait pentingnya dialog dan kerjasama di antara pemimpin bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline